Produk Tembakau Jadi Penghalang Pencapaian MDGs

Desa Vinales, Desa Penghasil Tembakau Terbaik di Dunia.
Sumber :
  • REUTERS / Pilar Olivares

VIVA.co.id – Sejak tahun 2004, atau satu tahun setelah dikeluarkan FCTC atau Framework Convention on Tobacco Control, Badan Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan bahwa konsumsi produk-produk tembakau merupakan penghalang bagi upaya Millenium Development Goals atau MDGs yang berisi delapan tujuan.

Dan, jika MDGs yang berisi delapan tujuan saja bisa terhalang pencapaiannya karena konsumsi produk tembakau, tentu saja pencapaian Sustainable Development Goals atau SDGs yang berisi 17 goals juga dapat terhalang, bila upaya pengendalian tembakau, khususnya di kalangan generasi muda tidak mendapat perhatian serius. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Program  Center for Indonesia's Strategi Development Initiatives (CISDI), Anindita Sitepu.

"Dari 17 goals itu semuanya ada kaitan dengan pengelolaan tembakau, sehingga kalau ada pengendalian tembakau yang kuat akan membantu pencapaian SDGs," kata Anindita Sitepu, Direktur Program CISDI pada VIVA.co.id.

Lebih lanjut dia mengatakan,"Kalau ditanya, apakah hanya untuk orang muda, dengan sendirinya dengan sifat SDGs yang bersifat jangka panjang, stake holders terbesar adalah pemuda."

"Kalau melihat dari 17 rules akan terpengaruh pengendalian tembakau, maka sangat terpengaruh. Isu pengendalian tembakau ini sudah ada sejak MDGs atau Millenium Development Goals. Jadinya MDGs yang 8 goals saja, pengendalian tembakau sudah menjadi penentu signifikan apakah target itu tercapai tidaknya. Sehingga bayangkan SDGs yang begitu besar, maka pengaruh tembakau akan begitu besar," tuturnya.

Lebih dari setengahnya, usia 15-19 tahun dipengaruhi rokok. Bahkan lima sampai sembilan tahun ada yang merokok."Generasi apa yang kita harapkan kalau mulai merokok di usia 10 tahun," kata Bambang Widianto, Sekretaris Eksekutif TNP2K (Tim Nasional Percepatan Pengendalian Kemiskinan) menambahkan.