Takaran Tepat Penggunaan Morfin untuk Penderita Kanker
- Pixabay/PDPics
VIVA.co.id – Penggunaan morfin dalam dunia medik untuk menghilangkan rasa nyeri akut seperti pada penyakit kanker, masih terbilang jarang digunakan di Indonesia. Bahkan, data Global Consumption of Morphine (mg/capita) pada 2011, menunjukkan Indonesia berada pada posisi 131 dari 152 negara yang menggunakan morfin untuk dunia medis.
Hal ini, yang kemudian seringkali terjadi kekeliruan dalam memberikan kadar morfin yang tepat kepada pasien untuk meredakan rasa nyeri pada pasien kanker. Menurut dr Edi Setiawan Tehuteru, Sp. A(K), MHA, IBLC, anggota staf Medik Fungsional Anak Rumah Sakit Kanker Dharmais, penggunaan mesti melalui tahapan dan perhitungan yang tepat. Karena, salah-salah perhitungan, nyeri yang timbul, justru tidak kunjung reda.
Untuk awal penggunaan, ia menyarankan, menggunakan morfin dengan oral immediete, atau dengan cara diminum dengan takaran 10 miligram setiap kali minum sebanyak enam kali sehari. "Morfin harus diminum tiap empat jam. Nah, cukup enggak dosisnya, makanya supaya cukup dipantau," katanya, Senin 22 Agustus 2015.
Setelah penggunaan masih mengalami renjatan, atau rasa nyeri, perlu dilakukan observasi untuk menyesuaikan dosis takaran yang tepat. Pemberian dosis yang sama dikonsumsi tiap kali pasien mengalami renjatan. "Setelah diobservasi masih ada renjatan, ditambah pemberiannya. Jadi yang wajib tetap, nanti dilihat selama 24 jam kita lihat lagi baru nanti dikalkulasi dan dibagi dosisnya, " jelasnya.
Misalnya saja, jika terjadi renjatan tiga kali dengan dan menggunakan morfin dengan takaran 10 mg tiap kali minum, berarti setiap harinya pasien tersebut harus mengonsumsi 90 mg per hari. Ini, kemudian dibagi lagi ke dalam enam kali waktu minum. Sehingga, keesokan harinya bisa kembali disesuaikan mengonsumsi morfin tiap empat jam per hari dengan takaran 15 mg tiap kali minum.
Kalau sudah menjalani penggunaan selama lima hari dan tidak ada renjatan, bisa diganti dengan penggunaan morfin intermediate. "Artiya, nanti bisa diganti dua kali sehari. Jadi, nanti bisa diganti jadi 12 jam, tetapi dengan catatan pastikan dosisinya tepat dulu," katanya.
Namun, menurutnya, banyak masyarakat yang justru langsung menggunakan morfin intermediate. "Kebanyakan yang terjadi langsung pakai, yang lanjut akhirnya nyerinya tidak teratasi," lanjutnya.
Lebih lanjut, Edi juga mengungkapkan, selama lebih dari 20 tahun, menggunakan morfin pada pasien kanker untuk menghilangkan nyeri, menurutnya tidak ada efek samping atau ketergantungan dari morfin itu sendiri. (asp)