Anak Kembar Obesitas Tingkatkan Risiko Diabetes

Ilustrasi bayi tengkurap.
Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id - Anak kembar yang memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi, tidak memiliki risiko serangan jantung atau kematian, bagaimana pun, ada peningkatan risiko pengembangan diabetes tipe 2, menurut sebuah penelitian.

Untuk penelitian ini, para peneliti membandingkan data kesehatan dari 4.046 pasangan kembar monozigot dengan berbagai tingkat lemak tubuh, yang diukur dengan indeks massa tubuh. 

Genetik saudara identik dengan yang berbeda indeks massa tubuh, menyediakan penelitian dengan kesempatan untuk mengevaluasi risiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas yang independen dari faktor genetik.

Selama masa tindak lanjut dari rata-rata 12,4 tahun, perbedaannya dibandingkan ketika berbicara mengenai kematian, serangan jantung, dan diabetes tipe 2.

Hasil jelas menunjukkan bahwa saudara kembar dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tidak memiliki peningkatan risiko kematian atau serangan jantung dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lebih kurus, saran studi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara saudara kembar dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi (rata-rata nilai 25,1), ada 203 serangan jantung (5 persen) dan 550 kematian (13,6 persen) selama periode. 

Sementara saudara kembar dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah (nilai 23,9), ada 209 serangan jantung (5,2 persen) dan 633 kemtian (15,6 persen) pada periode yang sama.

Di antara 65 pasangan kembar dalam penelitian yang memiliki perbedaan indeks massa tubuh dari tujuh atau lebih tinggi dan di mana saudara kembar yang lebih besar, memiliki indeks massa tubuh 30 atau lebih tinggi, masih ada risiko kematian atau serangan jantung terkait dengan indeks massa lebih tinggi.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup yang mengurangi tingkat obesitas, tidak memiliki efek pada risiko kematian dan serangan jantung, yang bertentangan pemahaman konvensional risiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas," kata Peter Nordstom, peneliti di Departemen Kedokteran Komunitas dan rehabilitas di Umea University.

Dilansir laman Boldsky, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine menunjukkan bawa indeks massa tubuh yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.

"Penelitian ini ada hubungan yang kuat antara obesitas dan diabetes, yang membawa kita untuk menyimpulkan bahwa intervensi pengurangan berat badan, dapat lebih efektif terhadap diabetes, daripada risiko serangan jantung dan kematian," kata Nordstrom.