Studi: Pemanis Buatan Mampu Picu Nafsu Makan
- Pixabay
VIVA.co.id – Karena mengandung nol kalori, pemanis buatan seringkali direkomendasikan sebagai bagian dari diet sehat untuk penurunan berat badan atau mengontrol diabetes.
Meski begitu, pengganti gula sintetis ini ternyata dapat merangsang nafsu makan seseorang, memicu peningkatan asupan kalori hingga 30 persen, menurut studi yang dilakukan di Australia.
Dilansir dari Times Live, sekelompok peneliti dari University of Sydney untuk pertama kalinya meneliti efek pemanis buatan pada otak manusia dan hewan.
Miliaran orang di seluruh penjuru dunia mengonsumsi sucralose, pengganti gula tanpa kandungan nutrisi atau kalori yang dibuat dari sukrosa, jenis gula umum. Sucralose juga lazim ditemukan di berbagai pemanis buatan yang dijual komersil.
Pemanis buatan populer lainnya, yang umumnya digunakan sebagai bahan tambahan makanan, termasuk aspartame, kalium asesulfam, neotame, alitame, siklamat dan sakarin.
Dalam studi yang telah dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism diketahui bahwa konsumsi pemanis buatan dalam jangka waktu panjang mampu mengakibatkan hiperaktif, insomnia, intoleransi glukosa, persepsi rasa manis yang lebih intens dan peningkatan nafsu makan serta konsumsi kalori.
"Kami menemukan bahwa di dalam pusat otak yang berkaitan dengan reward atau penghargaan, sensasi manis terintegrasi dengan kandungan energi," kata ketua peneliti, Associate Professor Greg Neely.
"Saat rasa manis dan energi tidak seimbang dalam periode waktu tertentu, otak mengkalibrasi ulang dan meningkatkan konsumsi kalori," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa pemanis buatan menyebabkan otak mengirim pesan bahwa Anda mengonsumsi energi yang kurang banyak, memicu respons rasa lapar yang membuat makanan terasa lebih lezat.
Ketika Anda mengonsumsi gula biasa, hormon dopamin dirilis di otak dan kadar gula darah dalam tubuh meningkat, menimbulkan stimulasi kedua untuk memproduksi dopamin.
Sedangkan ketika mengonsumsi pemanis buatan, dopamin memproduksi sensasi memuaskan, namun efek keduanya tidak terjadi, karena pemanis buatan tanpa gula tidak berdampak pada kadar gula darah. Hasilnya, tubuh pun mengirim sinyal, meminta lebih banyak makanan untuk mengimbanginya, (ase)