Bahaya Mengerikan Cahaya Lampu untuk Kesehatan
- Pixabay/ Comfreak
VIVA.co.id – Anda mungkin menganggap paparan cahaya lampu aman bagi tubuh. Tapi sebuah penelitian terbaru menyatakan kalau lampu dapat membuat tubuh kita rapuh, otot layu, dan melemahkan tulang.
Penelitian tersebut membuat percobaan pada tikus yang ditempatkan di bawah paparan cahaya lampu terus-menerus selama enam bulan. Sama seperti teknik menyiksa yang banyak digunakan oleh pasukan keamanan di seluruh dunia.
Ketika diperiksa, tikus-tikus itu ditemukan menderita kehilangan kekuatan otot dan mengalami gejala awal osteoporosis. Sementara itu, sistem kekebalan tubuh mereka tampak seperti bereaksi pada sebuah infeksi.
Para ilmuwan dalam penelitian tersebut mengatakan, garis besarnya adalah siklus alami siang ke malam sangat penting bagi binatang.
"Kita dulu berpikir kalau terang dan gelap tidak berbahaya atau stimulus netral terhadap kesehatan. Tapi, sekarang kami menyadari ini tidak lagi sama berdasarkan akumulasi penelitian di laboratorium di seluruh dunia. Semua menuju ke arah yang sama," kata pemimpin penelitian Profesor Johanna Mejer dari Leiden University Medical Centre di Belanda seperti dikutip laman Independent.
"Penelitian kami menunjukkan kalau ketiadaan ritme alam dapat menyebabkan gangguan besar pada beragam aspek kesehatan," lanjut Profesor Mejer.
Namun demikian, laporan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology tersebut menyatakan kalau tikus percobaan kembali pulih setelah mereka mendapatkan cahaya alami.
"Kabar baiknya adalah kami kemudian menunjukkan bahwa efek negatif pada kesehatan ini bisa diperbaiki ketika siklus terang-gelap alami dikembalikan," imbuh Profesor Meijer.
Para peneliti juga menyarankan agar paparan cahaya harus diperhatikan terutama pada orangtua dan orang yang lemah.
Sekitar 75 persen populasi dunia terpapar cahaya lampu di malam hari dan paparan cahaya tanpa henti di ruang perawatan intensif adalah hal yang umum dilakukan. Masalah ini juga bisa berdampak pada pekerja malam hari.
"Kemungkinan hal ini tidak begitu mengejutkan karena kehidupan berputar di bawah tekanan siklus terang-gelap. Kita nampaknya sudah dioptimalkan untuk hidup di bawah siklus ini dan di sisi lainnya kita sekarang terpengaruh dengan kurangnya siklus ini," ujar Profesor Meijer.