Bahaya Infeksi Mematikan Ameba Pemakan Otak
- Pixabay
VIVA.co.id – Mendengar namanya saja cukup menyeramkan. Meski jarang terjadi, Naegleria fowleri, atau disebut juga Brain-Eating Amoeba sangat membahayakan dan hampir selalu menyebabkan kematian.
Naegleria fowleri adalah parasit yang bisa masuk ke dalam otak dan memicu pendarahan pada otak. Ada beberapa laporan tentang infeksi ini, sebagai salah satu contoh adalah seorang wanita 18 tahun di Ohio, yang meninggal setelah terkena brain eating amoeba, saat rafting di Carolina Utara pada Juni 2016.
Untuk itu, setidaknya lebih baik mengetahui penyebab dan gejala dari penyakit N.fowleri, agar bisa menghindari dari infeksi mematikan ini.
Seperti dilansir Live Science, penyebab brain eating amoeba adalah adanya ameba naegleria yang biasanya ditemukan di air hangat, seperti danau, sungai, dan kolam. Dan, hanya satu bentuk ameba ini yang bisa menginfeksi manusia, yaitu Naegleria fowleri.
Saat Naegleria fowleri mulai menginfeksi orang, akan memicu infeksi mematikan pada otak yang disebut primary amebic meningoencephalitis (PAM). Untuk bisa berkembang, suhu air yang diperlukan ameba ini adalah sekitar 46 derajat celsius.
Ameba ini masuk ke dalam otak melalui hidung, biasanya saat seseorang masuk ke dalam air. "Ameba menembus otak dan 'makan' otak melalui cawan makan," kata Dr.Karen Roos, Ahli saraf dan penyakit menular Indiana University Health.
Cawan makan tersebut berfungsi seperti mulut, saat ameba mulai untuk makan, otak akan membengkak, dan akhirnya menyebabkan kematian.
“Bahkan, dengan perawatan sekali pun, pasien akan meninggal dalam waktu satu minggu setelah gejala dimulai. Gejala biasanya muncul dua hingga 15 hari setelah orang terkena ameba, dan karena tidak spesifik, dokter seringkali mengalami kesulitan untuk menemukan penyebabnya,” jelas Dr. William Schaffner, profesor dari Vanderbilt University School of Medicine.
Gejala antara lain mual, merasa tidak enak, penurunan progresif kemampuan beraktivitas dan berpikir, yang bahkan memicu koma. Gejala lainnya adalah perubahan kemampuan mencium atau merasakan, sensitif pada cahaya, hilang keseimbangan, muntah, kurang tidur, merasa sakit kepala parah tiba-tiba, halusinasi, demam, leher kaku, kejang.
Perawatan untuk penyakit karena infeksi ameba ini seharusnya dilakukan secepatnya, hingga ada kesempatan meski hanya kecil bagi penderita untuk sembuh. Hal seperti itu pernah terjadi pada gadis 12 tahun di Arkansas, yang selamat dari infeksi mematikan ini.
Meski mematikan, infeksi seperti ini merupakan kasus langka. Jutaan orang menemukan ameba ini setiap tahun, tetapi hanya sedikit orang yang terkena. Menurut Mayo Clinic, dari tahun 2005 hingga 2015, hanya terjadi 37 infeksi N.Fowleri yang dilaporkan di Amerika Serikat.
"Ameba pemakan otak, bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan oleh orang awam saat mereka berenang di kolam berklorin. Saya memilih mengenakan penjepit hidung saat berenang di kolam atau danau, karena ameba masuk melalui hidung untuk menuju otak," jelas Roos. (asp)