Kombinasi Unik Daun dan Biji Tumbuhan Ini Baik untuk ASI

Menyusui bayi di malam hari.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Badan Kesehatan Dunia atau WHO menargetkan cakupan air susu ibu (ASI) eksklusif sebanyak 50 persen pada 2025. Padahal, akibat kesibukan dan alasan lain, cakupan ASI eksklusif hingga 6 bulan di Indonesia hanya mencapai 15 persen.

Kenyataan ini tentu sangat jauh dari apa yang ditargetkan oleh WHO. Banyak permasalahan yang timbul saat seorang ibu menyusui. Seperti ASI kurang lancar, bahkan tidak keluar sama sekali. Tentang hal ini, sebenarnya Indonesia memiliki kekayaan ragam tumbuhan herbal yang bisa digunakan untuk memperlancar ASI.

Selama ini, masyarakat lebih banyak mendengar tentang daun katuk untuk memperlancar ASI. Kandungan daun katuk berfungsi merangsang pelepasan hormon prolaktin, yang efektif dalam meningkatkan produksi ASI.

Selain daun katuk, ternyata masih ada beberapa tanaman herbal yang bisa digunakan untuk memperlancar ASI. Salah satunya adalah biji klabet. Biji ini berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang efektif dalam memperlancar aliran ASI.

Perpaduan dua tanaman herbal tersebut tentu saja sangat dibutuhkan ibu menyusui. Namun, hal ini juga akan sangat merepotkan untuk mencari daun katuk, apalagi di kota besar. Karena itu, biasanya produk jamu kesehatan kemasan lebih banyak dipilih, selain karena mudah dicari, namun juga mudah untuk dikonsumsi.

Mencari obat seperti itu tentu bukan perkara mudah. Apalagi, ketakutan akan adanya efek samping yang sering dikatakan orang tentang obat herbal kemasan. Namun, berbeda dengan obat herbal yang terbuat dari ekstrak, sehingga lebih aman dikonsumsi, dan tidak menimbulkan efek samping.

"Herbatia tadinya coba dikonsumsi oleh karyawan perempuan kami yang punya anak, kemudian juga pada bidan, dan mendapat tanggapan positif, sehingga kami meluncurkan Sari ASI ini pada masyarakat luas," kata Kepala Pemasaran PT Tunggal Idaman Abadi, dalam media briefing Herbatia, di Bilangan Thamrin, Jakarta Pusat, 2 Juni 2016.

Kondisi tersebut semakin diperkuat dengan pernyataan dokter herbal, Prapti Utami, yang mengatakan bahwa ekstrak dari obat herbal masih tetap berkhasiat, dan tidak berkurang khasiatnya.

"Keuntungan konsumsi herbal ini baik sudah diolah ataupun mentah masih sama sifatnya. Keuntungan konsumsi herbal seperti ini antara lain mudah didapat, yang pasti konsumsi obat herbal harus sesuai aturan," tuturnya.

"Masyarakat perlu informasi yang jelas, seberapa banyak mereka minum, kapan harus minum, dan harus minum air putih sesuai ukuran. Apa pun yang dimakan, ada aturan mainnya," katanya.