Fakta Mengejutkan Dibalik Kehamilan Tidak Diharapkan
- Pixabay
VIVA.co.id – Perilaku seks bebas, gaya hidup yang berganti pasangan seolah menjadi hal lumrah di beberapa kota besar. Tidak hanya di Indonesia, tapi hampir di sebagian besar kota di dunia.
Dari seluruh dunia, terdapat jumlah angka kehamilan sebanyak 208,2 juta, dengan persentase kehamilan tidak diinginkan sebanyak 41 persen. Berdasar penelitian yang dilakukan tahun 2010 oleh Singh et.al, jumlah kehamilan di Asia, kecuali Jepang adalah 118,8 juta, dan angka kehamilan tidak diharapkan sebanyak 38 persen.
"Untuk Jakarta sendiri, banyaknya kehamilan tidak diharapkan ini ditandai dengan semakin banyaknya jumlah klinik aborsi. Hal ini tidak terjadi hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia," ujar dr Boy Abidin, SpOG(K), Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, dalam acara Fakta dan Mitos Pil Kontrasepsi Hormonal, di Hotel Double Tree, Jakarta, 24 Mei 2016.
Negara- negara seperti Afrika, Eropa, Amerika Latin, masing-masing menyumbang angka persentase kehamilan tidak diharapkan sebesar 39 persen dari 49,1 juta kehamilan, 44 persen dari 13,21 juta kehamilan, dan 58 persen dari 17,1 juta kehamilan.
"Setiap tahunnya, dari 80 juta kehamilan tidak diharapkan di dunia telah memberi konsekuensi yang tidak diinginkan,” kata dia.
Dampak utama kehamilan tidak diharapkan adalah aborsi, baik dengan komplikasi atau pun tidak, serta kelahiran yang tidak diharapkan.
Beberapa dampak dari adanya kelahiran tidak diharapkan antara lain adalah, meningkatnya angka kematian bayi, penurunan masa menyusui, berkurangnya tindakan preventif dan perawatan, penyakit pada bayi meningkat, anak-anak dengan kurang gizi bertambah.
Selain itu juga, akan berakibat pada banyaknya anak terlantar, kesempatan edukasi dan pengembangan lebih sedikit, kemampuan orangtua untuk mendidik anak menjadi berkurang.