Hati-hati dengan Risiko Stroke Mata

Ilustrasi mata
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Stroke mata memiliki gejala mirip dengan stroke pada umumnya. Meski demikian, penyakit ini tidak memberikan petunjuk kapan akan menyerang, karena mata bisa saja yang semula tampak sehat, mendadak menjadi buta.

Lebih dari segalanya, mencegah dengan mengenali faktor risiko adalah cara terbaik, agar terhindar dari penyakit ini. Bahkan, orang dengan riwayat stroke, atau memiliki faktor genetik juga bisa dicegah, meski hanya sebatas membatasi kerusakan, dan mencegah terjadinya komplikasi.

"Mengenali faktor risiko yang bisa dihindari, akan mencegah terjadinya komplikasi dan membatasi terjadinya kerusakan. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, maka semakin besar peluang orang tersebut terkena stroke mata," papar Dokter Subspesialis Retina dan Ketua Vitreoretina Service di JEC,  Dr. Elvioza, SpM(K), dalam diskusi terbatas Gangguan pada Retina, di Bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 10 Mei 2016.

Faktor risiko yang dimaksud antara lain, seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, kolesterol tinggi, kelainan darah, seperti gangguan pembekuan, rokok, kontrasepsi hormonal, serta faktor yang tidak bisa dihindari, seperti kehamilan dan faktor genetik.

"Faktor risiko beda dengan faktor penyebab. Kalau faktor risiko belum tentu terjadi, sedangkan faktor penyebab bermakna berhubungan langsung. Jadi, faktor risiko bisa menjadi faktor penyebab kalau beberapa faktor risiko ditambahkan," jelasnya.

Untuk itu, stroke mata bisa dicegah dengan mengendalikan semua faktor risiko. "Jika ini tidak berhasil, dilakukan terapi obat-obatan, kemudian terapi laser, atau vitrektomi, dan terakhir bedah. Laser dilakukan untuk mencegah penyakit progresif pada pasien. Namun, ketiganya juga sering digunakan bersamaan."

"Kalau masih ringan bisa disembuhkan, datang lebih awal hasil akan semakin bagus. Kalau tidak dilakukan deteksi sejak dini, risiko kematian cukup tinggi, karena akan berimbas pada bagian organ lainnya."

"70 persen penderita stroke mata, biasanya adalah penderita hipertensi. Biasanya menyerang usia 50 tahun, tetapi sekarang karena gaya hidup. Meski terbilang cukup jarang, orang berusia muda juga bisa terkena stroke. Terutama, orang dengan Diabetes Melitus di bawah usia 30 tahun, mata pasti kena, riwayat keluarga terkena stroke juga menjadi faktor risiko," paparnya.

"Sedangkan pada Ibu hamil, risiko akan semakin tinggi kalau ditambah faktor risiko lain, seperti diabetes, hipertensi. Namun, dua faktor itu masih bisa dihindari dengan mengatur pola makan dan gaya hidup." (asp)