Perhatikan Lima Hal Ini Agar Otak Anak Berkembang Baik
- Pixabay
VIVA.co.id – Seperti diketahui bahwa periode kritis otak sesuai jenis perkembangannya terjadi mulai sejak di dalam kandungan hingga 3 tahun. Namun bila dirangkum, usia 2 hingga 3 tahun pertama merupakan masa kritis perkembangan anak.
"Di periode kritis ini, warna otak anak akan merah yang menandakan otak sangat aktif. Periode akan berhenti dalam usia 6 tahun," kata DR Dr Ahmad Suryawan, SpA(K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo saat ditemui belum lama ini.
Perkembangan otak anak akan berjalan sesuai tahap usia anak, dan tidak bisa dilompati tahapannya. Di sinilah, orang tua dapat melihat dan mempelajari karakteristik otak anaknya melalui berbagai hal yang dilakukan atau ditunjukkan anak sehari-hari.
"Kecepatan pembentukan setiap bagian otak tidak sama, 95 persen terbentuk di usia 2 tahun," ujarnya.
Sementara usia nol hingga 3 bulan, kemampuan penglihatan bayi terbentuk, mulai belajar mengenal bunda, wajah, suara, bau badan, merespon senyum dan sentuhan orang lain dengan senang. Karena itu, penting bagi bunda untuk menyentuh, memeluk, bicara serta bernyanyi pada anak agar anak merasa disayangi.
Ada beberapa kunci dalam memahami perkembangan otak anak, yaitu:
1. Perkembangan otak anak dibentuk melalui interaksi faktor biologis dan genetik atau nature, serta faktor lingkungan atau nurture, sehingga kombinasi nutrisi dan stimulasi merupakan syarat utama pertumbuhan otak anak usia dini.
2. Pengasuhan anak usia dini memiliki dampak jangka panjang pada kualitas kemampuan anak, terutama dalam hal kapabilitas belajar, regulasi emosi-perilaku.
3. Otak anak memiliki kapasitas untuk berubah, dan potensi terbesar untuk mengubah itu hanya mungkin terjadi pada periode kritis.
4. Pengalaman pengasuhan yang negatif, kurangnya stimulasi akan berdampak negatif yang permanen pada perkembangan otak anak.
5. Penanganan keterlambatan perkembangan otak anak di usia dini bisa menimbulkan hal negatif.
Dan pada otak anak, terdapat tiga hal, yaitu pembentukan sirkuit jaringan baru, anak belajar dari pengalaman yang diberikan orang di sekitarnya.
"Kemudian seleksi jaringan sirkuit, yang dipakai dipertahankan, yang tidak dipakai akan dieliminasi. Kalau anak merekam hal yang buruk secara berulang, maka itu yang akan tertanam," imbuh dia.
Terakhir adalah konsolidasi jaringan sirkuit, di mana sirkuit yang sering terpakai akan berkonsolidasi semakin kuat.