Lima Cara Hapus "Sindrom Penyangkalan"
Senin, 28 Maret 2016 - 12:37 WIB
Sumber :
- Pixabay
VIVA.co.id - Masih ingatkah saat artis cantik Emma Watson mengaku bahwa dirinya menderita imposter syndrome atau sindrom penyangkalan. Istilah Imposter syndrome atau impostor syndrome dicetuskan pertama kali oleh Psikolog Clance dan Imes.
Sindrom ini adalah suatu keadaan di mana pencapaian tinggi seorang individu yang memiliki rasa takut sangat kuat untuk 'diakui' atau tidak bisa menerima prestasi yang diraihnya. Secara sederhana, keadaan ini seperti memiliki kilatan cahaya di sekitar kepala, yang menyebut 'penipu' sepanjang waktu.
Di samping bukti bakat dan kompetensi, wanita dengan sindrom seperti ini merasa yakin bahwa mereka tidak pantas menerima kesuksesan yang telah mereka raih.
Sindrom ini membuat wanita merasa tidak nyaman saat menerima penghargaan dan merasa dirinya rendah, sehingga membuat wanita berhenti mengambil setiap peluang, karena takut tidak akan mencapai kesuksesan.
Merasa seperti ini, cobalah beberapa tips berikut seperti dilansir Telegraph.
Menghubungi teman
Bicarakan atau suarakan pikiran tentang keterbatasan, adalah cara yang bisa membantu wanita dengan sindrom ini untuk mendapatkan jati dirinya lewat perspektif mereka.
Minta nasihat dan dukungan
Mintalah bantuan saat merasa rapuh. Jadilah orang yang tulus, terbuka dan berbagi, namun jangan berharap orang apalagi pria bisa membaca pikiran dan menawarkan bantuan. Mintalah nasihat, dukungan dari orang disekitar.
Mendorong diri sendiri untuk percaya
Lebih baik percaya hal tersebut palsu hingga bisa mempercayainya. Dengan menerapkan kekuatan selama dua menit, tingkat kortisol atau hormon stres menurun dan tingkat testosteron meningkat, sehingga bisa mendorong kepercayaan diri, serta membuat percaya bahwa Anda bisa melakukannya.
Baca Juga :
Jangan bersembunyi
Wanita meninjau ulang, menyalahkan diri mereka, lebih baik Anda fokus pada apa yang telah berjalan baik dan apa yang bisa dipelajari dari pengalaman.
Tarik napas
Saat mengalami kegelisahan dan keraguan, berhenti dan tarik napas. Melakukan ini bisa mendapat tiga keuntungan. Pertama, saat menarik napas, bisa menghentikan waktu, dan me-reset ulang diri sendiri.
Kedua, dengan berhentinya waktu, bisa menciptakan ruang di mana kita bisa merasakan adanya kekuatan. Terakhir, dengan menarik napas dan tersenyum, akan menimbulkan emosi positif dan membuat merasa lebih bahagia, lebih tenang dan percaya diri.