Cegah Anemia, Remaja Kini Butuh Tablet Penambah Darah

Ilustrasi thalasemia.
Sumber :
  • Freewallpaper

VIVA.co.id - Anemia tidak hanya sering dialami oleh wanita hamil. Masalah anemia, juga sering dialami saat wanita pertama kali mengalami menstruasi.

Salah satu penyebab anemia adalah kurangnya makanan bergizi. Dan jika hal ini terus berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan saat seorang wanita dengan anemia mengandung, maka bisa memengaruhi kondisi ibu dan janinnya.

Pada ibu, anemia meningkatkan risiko kematian, akibat pendarahan terutama pada kondisi anemia berat. Sementara itu, pada bayi, ibu dengan anemia akan membuat pertumbuhan janin dalam kandungan terganggu. Yang berakibat semakin tingginya risiko melahirkan bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Menyadari pentingnya kondisi ibu selama masa kehamilan, agar bisa melahirkan generasi penerus bangsa unggulan, maka pemerintah mulai menggalakkan pemberian tablet penambah darah pada remaja putri.

"Perbaikan gizi fokus pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu mulai dari masa kehamilan sampai anak berusia dua tahun. Dengan sasaran diperluas jangkauan pelayanan gizi pada remaja putri dan calon pengantin, yaitu pemberian tablet penambah darah," kata Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek, dalam puncak peringatan Hari Gizi Nasional ke-56 tahun 2016, di Balai Kartini, Jakarta Selatan, 22 Maret 2016.

Tablet penambah darah atau TTD ini akan dibagikan di sekolah-sekolah, dan bisa didapatkan gratis di Puskesmas, Posyandu, Puskesdes, dan Puskesmas Pembantu atau Pustu. Obat TTD ini disarankan diminum remaja putri sebelum dan sesudah menstruasi, dan bagi ibu hamil, obat ini minimal diminum 90 tablet sejak terdeteksi kehamilan, hingga 42 hari setelah melahirkan.

Hal tersebut juga dipertegas dengan pernyataan Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, Doddy Izwardy, yang menyatakan, "Kalau simpanan zat besi sebelum hamil kurang, hamilnya akan berisiko. Dan koreksi simpanan zat besi setelah hamil tidak sebaik saat menyimpan zat besi sebelum hamil."