Alat Ini Tingkatkan Harapan Hidup Penderita Kanker Pankreas

Ilustrasi pankreas
Sumber :
  • diabeteslifestyleshelp

VIVA.co.id - Kanker pankreas merupakan salah satu kanker ganas dimana penderitanya tidak mengalami gejala atau tanda peringatan di tahap awal. Di Amerika Serikat, kanker pankreas telah menjadi pembunuh keempat paling umum, bahkan pendiri Apple, Steve Jobs juga meninggal karena penyakit ini.

Pasien kanker pankreas sendiri kini bisa memiliki harapan hidup lebih tinggi, dengan adanya teknologi baru. Kalau zaman dahulu dilakukan biopsi, sekarang menggunakan Endoscopic ultrasound atau EUS, yang menggunakan alat ultrasound untuk mengambil gambar pankreas dari dalam perut. 
 
Alat ultrasound dimasukkan melalui selang serat optik melalui kerongkongan ke dalam perut, untuk mengambil sampel jaringan sel untuk keperluan Biopsi.
 
"Keuntungan EUS ini adalah karena tidak melalui kulit, jadi tidak ada bekas luka di bagian kulit, diagnosa masa pankreas yang solid juga memiliki sensitivitas tinggi," jelas Pakar spesialis transplantasi liver dan operasi HPB, Dr. Cheah Yee Lee dalam acara Kampanye Operasi Kuning Gleneagles Hospital, di bilangan SCBD, Jakarta Pusat, 11 Maret 2016.
 
Sedangkan untuk proses operasi, satu-satunya jalan adalah dengan operasi reseksi. Yaitu memotong beberapa bagian yang terkena kanker atau tumor. Ada dua macam operasi, tergantung pada lokasi tumornya.
 
"Untuk tumor pada kepala pankreas dengan operasi pancreaticoduodenectomy, diangkat bagian duodenum, kantung empedu, dan untuk bagian ujung pankreas disebut distal pancreatectomy, memotong bagian bawah pankreas," jelasnya.
 
Komplikasi yang mungkin muncul dari operasi pancreaticoduodenectomy adalah kebocoran pankreas, empedu, diare, berat badan turun, karena itu operasi ini harus dilakukan oleh dokter ahli di bidang pankreas.
 
Lebih lanjut, Cheah menjelaskan kalau pada tahun 1940 hingga 1960 tingkat keberhasilan operasi ini hanya 60 hingga 70 persen, pasien bisa kehilangan banyak darah 1 hingga 2 liter. Tapi sejak tahun 2010, semakin sedikit pasien yang memerlukan transfusi darah, dengan tingkat kematian dibawah 1 persen, dan tingkat keselamatan pasien mencapai 95 persen.
 
Cheah menyarankan agar pasien menjalani kemoterapi sebelum dan sesudah operasi, untuk mengurangi konplikasi yang mungkin muncul. Kemoterapi biasanya dilakukan setelah sembuh dari operasi, sekitar 4 hingga 6 minggu setelah operasi, dan dilakukan selama enam bulan.