Studi: Konsumsi Kopi Turunkan Risiko Sirosis Hati

Secangkir kopi.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id - Sebuah studi yang belum lama ini dilakukan mengungkap bahwa kopi bisa menjadi cara menyeimbangkan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol. Ya, kopi diklaim mampu membalikkan efek alkohol pada tubuh, yakni penyakit hati, seperti sirosis.

Analisis dari berbagai studi yang pernah dilakukan sebelumnya menemukan fakta bahwa konsumsi kopi dapat menghilangkan kesempatan seseorang menderita sirosis hati, penyakit yang membunuh ribuan orang di Inggris setiap tahun dan lebih dari sejuta orang di seluruh dunia.
 
Sebanyak sembilan studi lantas dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kaitan antara kopi dan penyakit tersebut. Peneliti melibatkan sebanyak 430 ribu peserta studi dan 1.990 di antaranya menderita sirosis hati. 
 
Delapan studi lantas menemukan bahwa semakin banyak kopi yang dikonsumsi seseorang, makin rendah risiko mereka menderita sirosis hati.
 
Risiko sirosis hati berkurang hingga 22 persen dengan konsumsi kopi sebanyak satu cangkir, 43 persen dengan konsumsi dua cangkir kopi, 57 persen dengan tiga cangkir kopi, dan 65 persen dengan empat cangkir kopi, jika dibandingkan dengan orang yang sama sekali tidak mengonsumsi kopi.
 
Peneliti juga menemukan kaitan kuat antara kopi filter dan risiko sirosis hati yang menurun, dibandingkan dengan kopi rebus. Namun, hingga saat ini mereka belum menemukan alasannya,
 
Oliver Kennedy, peneliti dari Southampton University mengatakan bahwa kopi adalah campuran kompleks yang terdiri dari ratusan zat kimia, dan tidak diketahui zat apa yang bertanggung jawab melindungi jantung.
 
Samantha Heller, ahli gizi klinis senior di New York University Langone Medical Center mengatakan, meski kopi mengandung zat-zat yang memiliki efek antioksidan dan anti inflamasi, mengonsumsi beberapa cangkir kopi dalam sehari tak dapat mengembalikan kerusakan sistematis yang diakibatkan oleh obesitas, terlalu banyak duduk, konsumsi alkohol berlebih atau pola makan yang tidak sehat.
 
Studi telah dipublikasikan di jurnal Alimentary Pharmacology and Therapeutics. (asp)