Virus Zika di Asia dan Afrika Berbeda?
Jumat, 12 Februari 2016 - 13:05 WIB
VIVA.co.id - Virus Zika tengah menjadi masalah kesehatan yang paling disorot. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah mengungkapkan bahwa Zika telah menyebar secara eksplosif di wilayah Amerika, di mana diperkirakan jumlah penderitanya bisa mencapai 4 juta jiwa pada tahun 2016 saja.
Virus yang ditularkan lewat nyamuk ini pertama kali ditemukan pada monyet di Uganda pada tahun 1947. Nama Zika berasal dari hutan Zika di mana ia pertama kali ditemukan.
Virus ini pun pertama mewabah di kawasan tropis Afrika dan menyebar pula di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Namun, tampaknya virus Zika yang mewabah di Afrika dan Asia memiliki perbedaan. Itu diungkapkan oleh Direktur Lembaga Biologi Molekuler Amin Soebandrio.
Menurut dia, ada dua kelompok virus Zika yaitu yang berasal dari Afrika dan Asia. Ia juga mengatakan bahwa dua jenis nyamuk dari Afrika dan Asia memiliki banyak perbedaan.
"Kalau sumbernya sama, mestinya sama. Tapi tidak 100 persen sama. Apakah betul dia satu sumber, ketika berjalan dia mengalami mutasi. Tapi ada kemungkinan dua sumber. Tentu sumber utamanya satu, hanya saja garis keturunannya berbeda," kata Amin dalam sosialisasi Wabah Virus Zika di Auditorium lantai 4 Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta, Jumat 12 Februari 2016.
Ia mencontohkan, kasus virus Zika yang ditemukan di Jambi pada tahun 2014. Seorang pria berusia 27 tahun diketahui mengidap Zika. Berdasarkan pengakuan sang pria, ia bukan tipe orang yang suka bepergian dan hanya tinggal di Jambi saja.
"Jambi bukan provinsi ramai atau sibuk. Sehingga pertanyaannya, darimana dia dapat Zika? Kalau dia suka pergi-pergi mungkin bisa dari Malaysia atau Singapura. Dengan begitu berarti Zika-nya yang datang dari nyamuk atau monyet," kata Amin.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa setelah diteliti ternyata virus Zika yang ditemukan di Jambi memiliki ciri yang sama dengan virus Zika yang ditemukan di negara Asia lainnya.
Hingga kini, menurut dia virus Zika tersebut masih ditelusuri sumber utamanya dan apakah memang virus tersebut bermutasi ketika berada di Asia. (ren)