Kisah 16 Jam Pemisahan Bayi Kembar Siam Dwi dan Tri
Rabu, 27 Januari 2016 - 14:51 WIB
Sumber :
- Pixabay
VIVA.co.id - Tim dokter Indonesia telah berhasil melakukan operasi pemisahan selama 16 jam pada bayi kembar siam dari pasangan suami isteri Yana dan Purwana. Bayi yang lahir di Kuningan pada 7 Mei 2015 tersebut, diberi nama Dwi Mustika Wardani dan Tri Tria Wardani. Karena kondisinya sebagai bayi kembar siam, kedua bayi perempuan tersebut akhirnya dirujuk ke RSCM Jakarta di hari yang sama.
Kedua bayi yang lahir dengan berat 4,8 kilogram, diketahui mengalami penyatuan di bagian usus besar dan kandung kemih. Setelah menjalani operasi pembuatan lubang pembuangan di dinding perut pada usia 12 hari, kedua bayi dirawat jalan selama dua bulan, dan setelah bayi berusia delapan bulan, akhirnya dokter memutuskan melakukan operasi pemisahan.
Baca Juga :
"Operasi pemisahan dilakukan selama 16 jam, dan baru selesai pada 27 Januari 2016, pukul 02.00 dini hari," ujar Dierektur Medik dan Keperawatan, Dr.dr. Ratna Dwi Restuti, Sp.THT-KL(K), dalam acara press conference operasi kembar siam, di RSCM Kiara, Jakarta Pusat, 27 Januari 2016.
Sekitar 50 dokter dari berbagai bidang keahlian turut terlibat dalam operasi pemisahan bayi kembar siam jenis conjoined twin ischiopagustetrapus (kedua bayi menyatu pada bagian panggul).
"Sekitar 20 orang dari dokter anak, dokter bedah anak 15 hingga 20 orang, dokter anestesi, total ada 50 orang dokter yang terlibat," kata Dr.dr.Aryono Hendarto, Sp.A(K).
Aryono juga menjelaskan lebih rinci dokter-dokter yang terlibat dalam tim kembar siam, mulai dari dokter spesialis bedah anak, orthopedi, urologi, bedah plastik, anestesi, dokter anak, radiologi, rehabilitasi medik, patologi klinik, psikiatri, ahli gizi, ahli farmasi.
"Karena usus besar mereka jadi satu, saluran kencing, saluran pencernaan, saluran reproduksi bermuara di satu lubang, maka dibuat saluran pada dinding perut untuk lubang pembuangan," ucap Aryono.
Operasi pertama dilakukan untuk melepas tulang panggul yang menyatu oleh tim bedah orthopedi, kemudian tahap kedua dilakukan oleh tim bedah anak untuk memisahkan usus besar yang menyatu, juga pembuatan lubang pembuangan baru pada dinding perut, jelas Aryono.
Kemudian pada tahap ketiga dilakukan oleh tim dokter urologi, untuk memisahkan kandung kemih, serta pembuatan lubang kencing pada perut.
Tahap keempat dilakukan tim bedah plastik," Dokter plastik bekerja terakhir setelah semua tindakan dilakukan, ada lubang usus yang harus ditutup, kita harus menutup dan mendesain dengan cermat, nantinya akan ada perbaikan-perbaikan lagi," jelas Prof.dr. Chaula L Sukasah, Sp.B.Sp.BP-RE(K), dokter bedah plastik yang menangani Dwi dan Tri.