Efek Buruk Perceraian Bagi Buah Hati

Anak Korban Perceraian Orangtua
Sumber :
  • calmwaters.org
VIVA.co.id
- Angka perceraian di Indonesia bisa dikatakan sangat memprihatinkan. Itu menunjukkan bahwa sangat mudah bagi masyarakat Indonesia memutuskan untuk bercerai.


Menurut data Kementerian Agama, angka menikah pada 2012 tercatat sebanyak 2.291.265 kejadian, sedangkan cerai 372.577 kejadian. Pada 2013, jumlah angka  menikah menurun menjadi 2.218.130 kejadian dan cerai 324.527 kejadian.


"Di Indonesia terjadi 40 kasus perceraian setiap jamnya. Hampir 1.000 kasus perceraian setiap harinya," ujar Muhammad Agus Syafii, pendiri Rumah Amalia, dalam keterangan pers yang diterima
VIVA.co.id
, Senin, 21 Desember 2015.


Untuk itu, dia menegaskan bahwa hal tersebut seharusnya menjadi renungan bersama bahwa keputusan cerai haruslah menjadi pertimbangan mendalam. Terlebih untuk pasangan yang sudah memiliki anak.


Penelitian menyebutkan, perceraian memberikan dampak negatif yang begitu besar pada anak-anak. Beberapa gangguan masalah kesehatan, seperti sakit kepala, susah tidur, tegang, pusing hingga kehilangan selera makan.


Sementara itu, untuk anak-anak hidup dengan salah satu orang tua setelah perceraian akan berakibat lebih buruk. Perceraian diketahui meningkatkan risiko gangguan psikis pada anak-anak.

Kemudian bila Anda menerapkan pola asuh bersama, seperti bergantian menghabiskan waktu dengan buah hati, maka hal tersebut dapat menyebabkan stres pada si anak.