Ini Efek Kesehatan Maloklusi pada Mulut Anak

ilustrasi gigi
Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id
- Tidak semua pengguna kawat gigi disebabkan faktor keturunan. Sebagian lain bisa disebabkan kebiasaan atau faktor lingkungan. Beberapa kebiasaan yang bisa memicu maloklusi, (keadaan tidak bertemunya gigi atas dan gigi bawah) adalah gigi maju, gigi berantakan, cameh, gigi renggang, dan gingsul.


Bunda, hati-hati ada beberapa kebiasaan pada anak yang bisa menjadi pemicu maloklusi. Dot bayi salah satunya, ini adalah alat minum bayi yang memengaruhi struktur gigi anak nanti dewasa. Tidak hanya botol susu, bahkan anak yang minum ASI juga berisiko memiliki gigi maju.


Kebiasaan buruk lain yang bisa timbul dan berakibat maloklusi dari penggunaan dot atau ASI dalam jangka lama, adalah lidah menjulur saat bicara. Solusinya, sebaiknya anak berhenti menggunakan dot di usia dua tahun.

Lalu, awasi hal ini, mengisap jari pada anak juga bisa menjadi penyebab maloklusi. Di samping itu, saat melihat anak dengan mulut menganga saat melihat televisi, hal ini juga bisa memicu maloklusi, di mana gigi bisa maju.

Kebiasaan menganga bisa muncul akibat anak sering pilek. Karena saat pilek, anak sulit bernapas melalui hidung, sehingga mereka bernapas dengan mulut yang dianggap sebagai cara paling mudah.


Kebiasaan lain yang memicu maloklusi adalah menggigit kuku atau pensil. "Oleh karena itu, saat anak masih enam tahun, sebaiknya dibawa ke dokter gigi. Hal ini untuk mengetahui apakah dia terkena maloklusi atau tidak," kata pengurus Ikatan Ortodontis Indonesia, Komda Jaya, drg. Dwi Anie Lestari, Sp.Ort, ditemui di Jakarta Selatan, pada Senin, 14 Desember 2015.


Dwi menambahkan, ketika maloklusi sudah diketahui sejak dini, kemungkinan seorang anak memakai kawat gigi saat dewasa bisa dicegah.