Tips Atasi Bayi Terserang Alergi

Sumber :
  • Ist/picdaily
VIVA.co.id
- Banyak ibu yang melihat ada perubahan pada bayi yang sudah berusia empat bulan. Mereka kini, jadi lebih sering bergerak dan kadang bersuara, meski lirih.


Dokter Deffy Leksani dari
menjelaskan, bayi yang berusia empat bulan, ia tak hanya aktif bergerak, namun juga mulai memasukkan apa saja ke dalam mulut. Karena itu, orangtua harus waspada terhadap benda-benda kecil yang bisa diraih bayi dan mudah tertelan.


Di usia ini, kepala dan leher bayi juga menjadi lebih kuat. Bayi berusia empat bulan dapat menegakkan kepala dalam posisi tengkurap. Tangan dan kaki bayi juga mulai aktif menendang dan berguling-guling.


“Namun, patokan ini tidak menjadikan dasar yang wajib dilalui waktunya oleh semua bayi. Tingkat perkembangan motorik kasar dan halus setiap bayi berbeda dan bervariasi,” ujar Deffy. 


Yang paling penting di momen itu, adalah pemberian stimulasi kepada si kecil, agar ia dapat segara melakukan secara mandiri, bagaimana caranya tengkurap. Lakukan stimulasi sesesering mungkin, setiap hari.


Jika bayi bunyi grok-grok itu sebetulnya bukan kondisi berbahaya, dan biasanya lebih disebabkan alergi. Alergi adalah kondisi di mana sistem imun tubuh bereaksi terhadap hal tidak berbahaya (debu, serbuk bunga, atau jenis makanan tertentu).


Alergi bisa mengenai berbagai bagian tubuh, seperti saluran napas atas (hidung pilek, bersin), mata (mata merah, berair, dan gatal), dan kulit (eksim, biduran).


“Jika alergi mengenai saluran napas bawah, terjadi penyempitan saluran napas alias asma. Udara dingin bisa menyebabkan iritasi dan pembengkakan di saluran napas, terlebih jika udaranya kering seperti udara di ruangan ber-AC,” ujarnya.


Penanganan yang dapat dilakukan di rumah:


1. Kenali pencetus dan sedapat mungkin hindarilah.


2. Berikan ASI, dan hanya ASI selama enam bulan pertama. ASI dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun atau lebih. Kalau Anda memberikan susu formula sejak dini, Anda justru memerkenalkan protein asing (protein non manusia) pada anak. Hal ini akan merangsang sistem imun anak, sehingga terjadi reaksi alergi.


3. Pantau kondisi anak. Selama anak tidak sesak (frekuensi napas lebih dari 40 kali per menit), jangan cemas. Lebih seringlah memberi minuman, serta biarkan ia menghirup uap panas agar lendir tidak mengental.

4. Bila perlu, berikan larutan garam fisiologis steril sebagai tetes hidung jika ia sedang mengalami hidung tersumbat. (asp)