Ini Cara Meneteskan Obat Mata yang Benar
VIVA.co.id - Obat tetes mata adalah salah satu obat paling umum yang tersedia di rumah. Fungsinya tentu saja untuk mengurangi gangguan kekeringan, alergi, infeksi, atau glaukoma pada mata.
Namun, yang tidak diketahui orang adalah, jika diaplikasikan secara tidak tepat atau berlebihan, obat tetes mata justru dapat membahayakan kesehatan mata dan menyebabkan risiko lain yang tidak perlu.
Menurut Stephanie Marioneaux MD, juru bica klinis untuk American Academy of Ophthalmology, terlalu banyak meneteskan obat tetes pada mata bukan hal yang bijak.
"Mata memiliki kapasitas untuk satu tetes obat mata. Meneteskannya berlebihan, hanya akan membuang-buang obat, karena ia akan bergulir ke pipi," ujar Marioneaux, dikutip dari Food World News.
Ia menyarankan untuk memberi jeda waktu 30 menit setelah menggunakan obat tetes mata dari dokter, sebelum menggunakan obat non resep. Tak hanya itu, dosis juga menjadi salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam hal penggunaan obat tetes mata.
Melewatkan penggunaan obat tetes mata akan memengaruhi seluruh perawatan mata. Ia mengatakan, sebaiknya menyetel alarm di jam tangan atau ponsel agar tidak lupa menggunakan obat tetes mata.
Selain itu, jangan melewatkan janji dengan dokter mata. Ini berguna untuk melihat apakah perawatan mata Anda berjalan baik.
Salah satu kesalahan yang paling banyak dilakukan orang, adalah tidak mengetahui bagian mata yang harus terkena tetesan obat. "Anda harus meneteskan obat mata di bagian terluar mata, yang berada di dekat sudut mata, bukan di bagian dalam," ujar Marioneaux.
Ia menyarankan untuk tidak terlalu sering berkedip setelah meneteskan obat mata. "Cukup berkedip normal. Banyak orang yang menggerak-gerakkan mata ke kanan, ke kiri karena berpikir dengan begitu obat akan terserap dengan baik. Ini justru akan membuat obat mengalir keluar dari mata," ungkapnya.
Anda juga harus memeriksa tanggal kedaluwarsa obat yang digunakan untuk menghindari dampak negatif pada mata. Tips terakhir yang ia berikan, hindari melakukan diagnosis sendiri karena hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh dokter dan ahli mata.