Saatnya Cermat Menggunakan Antibiotik

ilustrasi obat/produk kesehatan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id - Saat ini penggunaan antibiotik telah sangat umum digunakan masyarakat. Penyakit yang umum terjadi seperti batuk, pilek, diare tanpa darah dan muntah sering menggunakan antibiotik sebagai obat. Bahkan dari hasil penelitian WHO mencatat 86,1 persen masyarakat menyimpan antibiotik di rumah tanpa resep dokter.

Antibiotik selama ini dianggap sebagai 'obat dewa' yang bisa mencegah dan menyembuhkan penyakit. Pamakaian antibiotik untuk penyakit yang disebabkan virus, seperti batuk pilek, diare tanpa darah dan muntah sesungguhnya  tidak diperlukan.

Penyakit yang timbul akibat bakteri dan virus membutuhkan pengobatan yang berbeda. Dalam tubuh manusia bakteri memiliki jumlah yang lebih besar dari virus. Hampir satu hingga tiga persen berat badan adalah bakteri.

"Dengan jumlah yang begitu besar, bakteri baik ada di dalam tubuh manusia, karena saat sebagian besar bakteri yang hidup adalah bakteri yang jahat tentu manusia sudah meninggal," ungkap perwakilan Yayasan Orang Tua Peduli (YOP) Nurul L.Hariadi dalam acara World Antibiotics Awareness Week Indonesia, di bilangan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 12 November 2015.

Kalau pertahanan tubuh baik, lanjutnya, maka tidak diperlukan antibiotik, secara umum antibiotik tidak digunakan untuk mencegah tapi untuk mengobati kalau sudah ada penyakit.

"Antibiotik diperlukan untuk melawan bakteri bukan untuk melawan virus. Orang yang memerlukan antibiotik ditentukan dari sakit atau tidaknya seseorang," katanya.

Penggunaan antibiotik berlebih bisa mengakibatkan toksisitas yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hati. Sedangkan penggunaan antibiotik yang bersamaan dengan obat lain dapat memengaruhi atau dipengaruhi efek obat lain seperti obat jantung dan pil KB.

Masalah penggunaan antibiotik yang lain adalah reaksi hipersensitivitas seperti reaksi anaflaksis, steven -Johnson Syndrome, kemudian gangguan kehamilan dan resistensi antibiotik yaitu muncul "Superbugs" yaitu bakteri yang kebal terhadap antibiotik.