Ini Dampak Gadget Bagi Perkembangan Anak

Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id
- Orangtua zaman sekarang tampaknya sudah terbiasa memberikan gadget pada anak di bawah umur untuk bermain. Bahkan, jika anak sedang rewel atau menangis, gadget langsung disodorkan sebagai penyelamat.


Menurut Saskhya Aulia Prima MPsi, psikolog dari Tiga Generasi, anak berusia dua tahun ke bawah tidak disarankan untuk diberi gadget untuk bermain. Setelah mencapai usia dua tahun pun, orangtua harus membatasi dengan memberikan durasi bermain. Misalnya, hanya diperbolehkan main gadget selama satu jam atau maksimal dua jam sehari.


Saskhya menjelaskan alasan, mengapa tak sepatutnya anak usia di bawah dua tahun diperkenalkan gadget.


"Anak dilarang bermain gadget karena di bawah usia delapan tahun otak mereka harus banyak dilatih dengan mainan-mainan yang mampu merangsang perkembangan motoriknya," kata Saskhya pada
VIVA.co.id.

"Bukan hanya pengetahuan, namun juga dari memegang sesuatu itu otot otaknya terlatih. Anak perlu diajari agar bisa nulis."


Ia melanjutkan, jika sudah terbiasa hanya bermain gadget, anak tentu akan cepat merasa capai saat belajar menulis. Karena itu berhubungan dengan perkembangan motoriknya.


Saskhya menekankan bahwa alasan mengapa orangtua sebaiknya tidak memberikan gadget pada anak untuk bermain sebenarnya untuk kesiapan sekolah mereka. Tentu saja ini juga berhubungan untuk melatih fokus anak. Jika bermain gadget, setiap beberapa detik layarnya berganti sendiri. Berbeda dengan saat membaca buku, dimana kapan berganti halamannya tergantung kesiapan anak membuka halaman selanjutnya.


Tentu saja, fokus bukan lah sesuatu yang bisa datang secara tiba-tiba, melainkan harus dilatih sejak dini.


"Terus sosialisasinya. Bayangkan kalau kita main gadget sama kalau lagi ngobrol sama orang kan tatapan mata juga sesuatu yang perlu kita latih. Kalau anaknya pemalu banget juga kalau melihat orang susah kan. Cuma sebentar juga. Sama kayak anak-anak. Apalagi dia baru mulai menjejakkan kaki di dunia terus dia nggak dilatih," ujar Saskhya.


Meski begitu, ia mengatakan tujuan utama menghindari anak terlalu banyak bermain gadget sebenarnya lebih ke arah untuk perkembangan yang didapat anak. Bukan karena gadget tidak membantu perkembangan otak anak.


Menurut dia, gadget sedikit banyak pasti memberikan manfaat bagi perkembangan anak, tapi kurang jika dibandingkan dengan mainan yang ada wujud dan fisiknya. Jadi perlu ditambahkan dari sisi lain.