Menanti Harga Obat Hepatitis C, Sofosbufir yang Terjangkau

logo medis / kesehatan
Sumber :
  • istock

VIVA.co.id - Hepatitis C menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Sayangnya data terkait jumlah pasti pengidap hepatitis C lemah. Saat ini, data yang dimiliki baru estimasi, bahwa lebih dari tujuh juta penduduk Indonesia hidup dengan infeksi hepatitis C.

Rendahnya kesadaran orang untuk tes Hepatitis C, menjadi salah satu penyebab yang bisa mendatangkan kematian bagi pengidap. Kerap kali pengidap Hepatitis C mengetahui dirinya terinfeksi, ketika sudah berada dalam situasi lanjut, dan kondisi organ hati mengalami sirosis atau radang pengerasan hati.

Kondisi semacam ini menyulitkan upaya penyembuhan, demikian dikutip dari rilis yang diterima VIVA.co.id, Kamis, 18 Juni 2015 dari Indonesia AIDS Coalition.

Sebenarnya, tahun 2013, Biro Pengawasan Obat dan Makanan Amerika (FDA) sudah mengeluarkan izin edar bagi obat jenis baru untuk pengobatan Hepatitis C, yaitu dari jenis Direct Acting Antiviral, dengan nama generik Sofosbufir.

Obat ini, berdasarkan studi klinis, menunjukkan tingkat kesuksesan tinggi guna mengobati pasien Hepatitis C. Bahkan, bagi pasien yang sudah dalam tahap sirosis. Obat yang cara penggunaannya dengan ditelan ini juga terbukti memiliki tingkat efek samping minim bagi pasien.

Sayangnya, harga jual obat ini untuk total periode penuh pengobatan selama 24 minggu, sebesar US$86 ribu (sekitar Rp1,1 Miliar). Kemanjuran obat ini, serta harapan yang ditimbulkan di hati pengidap Hepatiis C menjadi sirna dengan mahalnya harga.

Beberapa upaya untuk menegosiasikan harga obat ini telah berjalan. Sampai saat ini, yang berhasil melakukan nego adalah Mesir, India, serta Pakistan. Di sana, harga jual versi generik Sofosbufir berkisar antara US$200 – US$300 per botol per bulan, sehingga untuk total periode penuh pengobatan selama enam bulan US$1200 (sekitar Rp15,6 juta).

Untuk itu, Koalisi Obat Murah meminta, pemerintah segera memfinalkan negosiasi harga dengan perusahaan obat yang memproduksi Sofosbufir, dengan menggunakan acuan harga di Mesir, Pakistan, serta India. Hal ini penting, karena obat ini akan menyelamatkan nyawa minimal tujuh juta rakyat Indonesia.

(mus)