Teh Penurun Berat Badan Ini Tumbuh di Atas Batu

Li Tea (teh tumbuh di atas batu)
Sumber :
  • dokumen pribadi
VIVA.co.id
- Mendengar namanya pasti Anda akan terkejut. Bagaimana bisa teh bisa hidup tumbuh berkembang di atas batu?


Dan ini nyata. Jika Ten Li Tea bisa hidup dan dipanen lima kali dalam setahun (dua kali di musim dingin dan sekali di musim gugur). Teh ini tumbuh di sekitar Gunung Li dengan ketinggian 2000 mdpl (di atas permukaan laut), yang terletak di bagian tengah Taiwan. Teh ini pun ternyata menjadi favorit dikonsumsi warga China dan beberapa negara bagian Amerika, seperti Kanada dan USA.


Ten Li Tea punya kekhususan, yakni meski tidak dicampur wangi-wangian dari bunga namun mampu mengeluarkan wangi alami saat diseduh.

"Teh ini buruan warga Tiongkok, Jepang, Kanada, dan sebagian orang Eropa," ujar Fukuki Hoshino, pakar teh dari PT Hoshino Global kepada VIVA.co.id, Minggu 31 Mei 2015.

Bahkan, untuk warga Taiwan, teh tersebut dikonsumsi oleh anak-anak. Fukuki menjelaskan banyak orangtua yang membiasakan anak-anaknya mengonsumsinya.


"Aman untuk anak-anak. Bahkan di sana dianjurkan," ujarnya.


Meski jadi buruan dan favorit, teh ini tetap menyandang status mahal. Lanjut Fukuki,  mahalnya harga teh ini lantaran proses penanaman dan pengemasannya yang cukup memakan waktu lama.


"Harganya untuk di Indonesia Rp600 ribu per kemasan," ujar Fukuki.


Lalu, apa khasiat teh ini? Fukuki mengatakan teh tersebut sangat cocok untuk orang yang tengah menjalani program diet.


"Khasiat, menjaga kesehatan gigi, membuat tulang lebih kuat, mengandung beberapa vitamin A, B, dan C. Pastinya untuk menurunkan berat badan. Juga bisa meredakan sakit kepala, menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, mencegah kanker," ujar Fukuki.


Untuk masuk Indonesia, teh ini didatangkan secara legal mulai 2013. Pastinya, tutur Fukuki, Ten Li Tea melalui proses perizinan BPOM. "Baru bisa dipasarkan tahun 2014 di Indonesia," ujarnya. (art)