Kasus Penyakit Kusta Tertinggi di Indonesia Bagian Timur, Apa Penyebabnya?

- Pixabay/Tusita Studio
VIVA – Penyakit kusta, atau lepra, adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf tepi, saluran pernapasan atas, dan mata.
Indonesia menempati posisi ketiga di dunia dalam jumlah kasus kusta, setelah India dan Brasil. Pada tahun 2023, terdapat 14.376 kasus baru kusta di Indonesia, dengan total 17.251 kasus yang tercatat. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Prevalensi kusta secara nasional mencapai 0,62 per 10.000 penduduk, dengan wilayah Indonesia Timur mencatat angka tertinggi. Provinsi Papua Barat memiliki prevalensi tertinggi sebesar 13,6 per 10.000 penduduk, diikuti oleh Papua dengan 10,77 dan Papua Barat Daya dengan 8,2.
Upaya untuk mengeliminasi kusta di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk stigma sosial dan diskriminasi terhadap penderita, yang menghambat deteksi dini dan pengobatan secara efektif.
Penderita kusta
- VIVAnews/Muhamad Solihin
Ternyata, faktor kondisi sosial dan ekonomi masyarakat mempengaruhi angka penyebaran kusta di Indonesia. Sulitnya akses, obat-obatan, hingga dukungan dari orang sekitar dapat meningkatkan angka kasusnya.
"Kondisi sosial ekonomi pasti berpengaruh. Misalnya ada pasien di Indonesia Timur mendapatkan obatnya sulit, makanya dia harus sampai ke provinsi untuk mendapatkan obat itu. Bolak-balik jaraknya jauh, karena nggak ada dana akhirnya terpaksa jual motor atau lainnya," kata Dewan Pembina NLR Indonesia, Prof. Dr. dr. Sri Linuwih Menaldi, Sp.D.V.E, Subsp.D.T, FINSDV, FAADV dalam acara media gathering bersama Netherlands Leprosy Relief (NLR) di Jakarta, Kamis 27 Februari 2025.
Kepadatan penduduk dan kondisi gizi yang buruk dapat mempengaruhi penyebaran penyakit menular, termasuk kusta dan penyakit lainnya. Di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, kontak antar individu menjadi lebih sering dan dekat, sehingga mempercepat penularan bakteri dan virus.

Ilustarasi penyakit Kusta
- Pixabay/tantetati
Selain itu, kondisi gizi yang buruk dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi. Tidak hanya kusta, penyakit menular lain seperti tuberkulosis, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit juga lebih mudah menyebar di lingkungan yang padat dan kurang gizi.
Oleh karena itu, perbaikan kondisi gizi dan pengelolaan kepadatan penduduk sangat penting dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
"Penyakit menular ada sebabnya. Kondisi lingkungan yang menghidupkan bakteri ini harus diperhatikan. Lingkungan sangat penting," jelasnya.
Daya tahan tubuh yang kuat berperan penting dalam mencegah perkembangan kusta. Sistem kekebalan tubuh yang baik mampu melawan infeksi ini sebelum berkembang menjadi penyakit.
Indonesia Peringkat 3 Penderita Kusta
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
Sebaliknya, orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti mereka yang kekurangan gizi, memiliki penyakit kronis, atau hidup dalam kondisi sanitasi buruk, lebih rentan terkena kusta.
Pemerintah Indonesia berupaya memberantas kusta dengan menyediakan terapi multidrug (MDT) gratis, meningkatkan deteksi dini, dan mengedukasi masyarakat untuk mengurangi stigma.
Kerja sama dengan organisasi internasional dan peningkatan sanitasi serta gizi juga dilakukan untuk mencegah penularan. Pendekatan ini diharapkan dapat menurunkan angka kusta di Indonesia.