Gandum, Kentang, atau Jagung: Mana yang Lebih Mengenyangkan dan Rendah Kalori?
- Freepik.com
Jakarta, VIVA – Selain melakukan aktivitas fisik selama 150 menit per minggu, mengatur pola makan juga memiliki peran penting dalam penurunan berat badan. Untuk mengatur pola makan pastikan untuk mengonsumsi makanan yang rendah kalori namun tetap mengenyangkan.
Untuk karbohidrat sendiri orang-orang akan lebih condong memilih mengonsumsi roti gandum dibanding roti putih. Serta lebih memilih jagung atau kentang daripada nasi putih demi menjaga mereka tetap kenyang namun tetap rendah kalori.
“Gandum dan kawan-kawannya itu intinya start dan yang membedakan mereka adalah kalori yang dihasilkan. Misalnya 100 gram nasi, dibandingkan 100 gram gandum, dibandingkan dengan 100 gram jagung itu kalorinya berbeda, walaupun sama-sama 100 gram,” kata dr. Tirta dikutip dari video yang diunggah di akun TikTok resmi miliknya.
Namun dari kentang, jagung, dan roti gandum ternyata kentang jauh lebih mengenyangkan dan jauh lebih rendah kalorinya jika dibandingkan dengan takaran atau ukuran porsi yang sama.
“Kalau mau diet mau menurunkan berat badan, misalnya Anda makan 200 gram nasi kalori itu lebih besar dari gandum, dan kalorinya kentang dan jagung itu lebih kecil daripada gandum. Jadi kalau mau sama-sama 200 gram yang mengenyangkan dengan kalori yang sedikit, teman-teman harus lebih sering mengganti nasi dengan kentang dan gandum,” jelas dia.
dr. Tirta juga menyinggung tentang pola makan orang Amerika dan Jepang yang mana cukup kontras. Dijelaskan dr. Tirta orang-orang Amerika lebih banyak mengonsumsi kentang sementara Jepang memakan nasi. Tapi ternyata tingkat obesitas di Amerika lebih tinggi dari Jepang yang hanya sebesar kurang dari 4 persen. Alasannya adalah terkait dengan pola aktivitas keseharian masyarakat Jepang yang lebih sering berjalan kaki.
“Maaf kenapa orang-orang di Amerika lebih banyak obesitas, orang mereka kentang dan nasi. (Karena makan junk food) benar sekali, karena kesibukan sehingga mereka malas masak jadi mereka makan junk food. Terus kenapa orang Jepang obesitasnya cuman 4 persen? (Karena sering jalan kaki) tepat. Orang Jepang makan nasi padahal kita tahu kalori lebih tinggi dibanding kentang dan gandum. Tapi kenapa orang Jepang cuman 4 persen? Karena mereka aktivitasnya jalan kaki lebih dari 5 ribu sampai 10 ribu langkah setiap hari,” jelas dia.
Maka dari itu, dr. Tirta menjelaskan bahwa penting untuk menyeimbangkan kalori masuk ke dalam tubuh dengan aktivitas fisik bagi mereka yang ingin memiliki berat badan ideal.
“Intinya kalau mau badan kamu ideal adalah mengatur apa yang masuk dan keluar,” jelas dia.