Hampir 9 Ribu Remaja di Karawang Anemia, Benarkah Gegara Seblak? Begini Kata Dokter
- istockphoto.com
Karawang, VIVA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang di akhir 2024 lalu melakukan skrining pada 33.106 remaja putri dan menemukan sebanyak 8.861 dari mereka menderita anemia dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Dari jumlah tersebut, 346 orang mengalami anemia berat, 3.268 anemia sedang, dan 5.247 anemia ringan.
Penyebab hampir 9 ribu remaja putri itu sampai mengalami anemia adalah karena pola makan yang tidak sehat. Dinkes Karawang mengungkapkan bahwa mereka sangat suka jajanan kaki lima seperti seblak dan bakso alih-alih makanan bergizi lengkap. Lantas, apakah benar jika seblak dapat menyebabkan anemia? Scroll untuk mengetahui jawabannya, yuk!
Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, DR. Dr. Meta Herdiana Hanindita, SpA(K), kebanyakan remaja putri zaman sekarang sudah sadar pentingnya menjaga proporsi tubuh sehingga banyak dari mereka yang menjalani program diet. Tetapi, tak jarang ditemui pola diet yang kurang tepat sehingga masalah kesehatan termasuk anemia pun bisa muncul.
Menurut Dr. Meta, seblak bisa jadi risiko penyebab anemia pada para remaja tersebut jika memang mereka tidak mengimbangi asupan hariannya dengan makanan yang sehat dan kaya nutrisi.
"Tergantung, karena remaja perempuan ini sudah mulai aware dengan body image, diet, maunya makan seblak tapi gak mau makan lain yang mengandung sumber zat besi lengkap. Ya bisa dikatakan salah satu faktor risikonya itu (seblak)," kata Dr. Meta dalam media briefing secara daring, Selasa 21 Januari 2025.
Makan jajanan kaki lima seperti seblak diperbolehkan asal dalam jumlah yang terbatas dan masih diimbangi dengan konsumsi makanan sehat setiap hari. Kesalahan yang umumnya dilakukan oleh para remaja adalah mengutamakan rasa kenyang tanpa mempertimbangkan kandungan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya.
"Tapi rasanya tidak fair kalau kita bilang anemia gara-gara seblak, nggak bisa sesimpel itu karena perlu dilihat dalam satu hari apa saja yang dimakan. Kalau gara-gara seblak itu jadi mengurangi makanan yang benar-benar diperlukan seperti protein hewani ya bisa-bisa aja," jelasnya.
Anemia sendiri sebenarnya bisa terjadi pada semua orang baik perempuan maupun laki-laki. Hanya saja, tingkat prevalensi pada perempuan terutama di usia remaja lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Saat remaja, para perempuan ini juga mengalami fase menstruasi yang membuat hormon dalam tubuhnya tidak stabil hampir setiap bulan. Dalam masa-masa itu lah, mereka harus membiasakan makan makanan mengandung zat besi tinggi atau mengonsumsi tablet penambah darah.
"Pencegahannya pertama, mengedukasi, meningkatkan pengetahuan akan anemia dan edukasi bagaimana sumber protein hewani tetap penting dikonsumsi karena mengandung zat besi. Mengonsumsi makan dan minuman yang membantu penyerapan zat besi seperti buah dan sayur dan menghindari yang menghambat zat besi kayak teh dan kopi. Serta minum tablet penambah darah," paparnya.