Diet Baru Ini Bisa Hilangkan Lemak Perut hingga Kolesterol dalam Sekejap, Gimana Caranya?
- Freepik
Jakarta, VIVA – Perut buncit menjadi salah satu masalah yang dialami banyak orang dari berbagai belahan dunia. Perut buncit tidak hanya berpengaruh pada penampilan, namun juga berbahaya terhadap kondisi kesehatan secara umum.
Kumpulan lemak di dalam tubuh bisa mengeluarkan senyawa peradangan dan hormon yang dapat mengganggu metabolisme tubuh. Senyawa-senyawa peradangan disebut juga sitokin. Zat ini dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Para peneliti juga menemukan bahwa senyawa sitokin dapat menyebabkan kanker tertentu. Disebutkan bahwa lemak perut berkaitan erat dengan kanker usus besar, kanker kerongkongan, dan kanker pankreas.
Maka dari itu perlahan mari kita memulai hidup sehat di awal tahun 2025 mendatang. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan pola diet Atlantik. Melansir laman Times of India, dalam sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Network Open pada Februari lalu, diet jenis ini dapat menunjukkan efektivitas dalam mengecilkan lemak perut dan mengurangi kolesterol jahat.
Diet Jamaika sendiri adalah diet tradisional yang diikuti di barat laut Spanyol dan Portugal. Sama seperti diet Mediterania, diet Atlantik ini menekankan konsumsi sayur-sayuran segar dan musiman, buah-buahan, sereal, dan kacang-kacangan serta menekankan konsumsi sayuran negara lokal yang dipanen di wilayah yang sama.
Sementara itu jika diet Mediterania lebih banyak mengadopsi makanan lentil dan salad, diet Atlantik sendiri lebih menekankan makan ikan, susu, dan kentang. Makanan diet Atlantik sebagian besar mengandung makanan yang dikukus, dipanggang, atau direbus yang tersedia secara lokal di wilayah tersebut.
Hasil Penelitian Diet Atlantik
Dalam studi yang diterbitkan di awal tahun ini berdasarkan pada penelitian terhadap 200 keluarga dari komunitas masyarakat pedesaan di Spanyol. Orang-orang yang mengikuti diet Atlantik selama enam bulan diketahui sedikit mengalami sindrom metabolik dibanding mereka yang menjalani diet biasa. Selain itu dalam penelitian ini juga peserta diukur lingkar pinggang, kadar trigliserida, kadar kolesterol HDL, tekanan darah, dan kadar glukosa puasa yang merupakan faktor utama dari sindrom metabolik.
Ditemukan bahwa mereka yang menjalani diet Atlantik lingkar pinggang dan kolestetol HDL menurun. Namun tidak ada banyak perbedaan dalam faktor-faktor lainnya. Diet Atlantik sekarang menjadi salah satu diet terverifikasi di Spanyol dan bahkan sistem perawatan kesehatan memastikan bahwa pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes, dan hipertensi mengikuti diet ini.