Kenapa Memar Muncul Tanpa Benturan? Kenali 13 Kondisi yang Bisa Menyebabkannya!
VIVA – Pernahkah Anda mendapati memar di tubuh tanpa ingat pernah terbentur atau terjatuh? Fenomena ini kerap membingungkan, terutama jika memar tersebut muncul secara tiba-tiba dan tanpa rasa sakit. Padahal, biasanya memar muncul sebagai respons alami tubuh terhadap benturan yang menyebabkan pembuluh darah kecil pecah di bawah kulit. Jadi, apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Ternyata, memar tanpa alasan yang jelas bisa menjadi tanda tubuh Anda sedang berusaha berbicara. Entah karena aktivitas tertentu, kekurangan nutrisi, atau kondisi kesehatan yang perlu perhatian lebih. Daripada terus bertanya-tanya, mari kita telusuri lebih dalam untuk mengetahui apa yang bisa menjadi penyebabnya dan kapan Anda sebaiknya mulai waspada.
Fakta di Balik Memar Tiba-tiba Tanpa Benturan
Memar yang muncul tanpa sebab dapat menjadi gejala kondisi kesehatan tertentu. Berikut beberapa penyebab umum yang mungkin terjadi:
-
Habis Melakukan Olahraga Berat
Latihan fisik yang berat tidak hanya menyebabkan otot terasa nyeri, tetapi juga dapat memicu memar. Aktivitas olahraga intensif bisa merusak jaringan otot dan menyebabkan pembuluh darah kecil pecah, sehingga darah bocor ke jaringan sekitarnya. Akibatnya, timbul memar di area otot yang bekerja keras.
-
Efek Konsumsi Obat-obatan
Beberapa jenis obat, seperti pengencer darah atau aspirin, dapat meningkatkan risiko memar. Obat ini menghambat kemampuan darah untuk membeku dengan cepat. Akibatnya, darah lebih mudah bocor dari pembuluh darah dan terkumpul di bawah kulit.
-
Tubuh Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi penting, seperti zat besi, vitamin C, atau vitamin K, dapat memengaruhi kesehatan pembuluh darah dan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka. Hal ini meningkatkan risiko munculnya memar secara tiba-tiba.
-
Luka akibat Diabetes
Meski diabetes tidak langsung menyebabkan memar, kondisi ini memperlambat proses penyembuhan luka. Luka kecil yang biasanya sembuh dalam beberapa hari mungkin memerlukan waktu lebih lama pada penderita diabetes, sehingga memar terlihat lebih jelas dan bertahan lama.
-
Akibat Penyakit von Willebrand
Penyakit ini adalah kelainan genetik yang memengaruhi kemampuan darah untuk membeku. Orang dengan penyakit von Willebrand cenderung lebih mudah mengalami pendarahan di bawah kulit yang terlihat sebagai memar.
-
Akibat Trombofilia
Kondisi ini membuat darah lebih mudah menggumpal dibandingkan biasanya. Meski trombofilia sering tidak menunjukkan gejala, dalam beberapa kasus, gumpalan darah yang tidak biasa dapat menyebabkan memar.
-
Efek Samping Setelah Melakukan Kemoterapi
Perawatan kanker seperti kemoterapi dapat menurunkan jumlah trombosit darah. Trombosit adalah komponen penting yang membantu pembekuan darah. Kekurangan trombosit membuat darah lebih sulit membeku, sehingga memar lebih mudah terjadi.
-
Terkena Kanker Limfoma Non-Hodgkin
Jenis kanker ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah, termasuk trombosit. Akibatnya, tubuh menjadi lebih rentan terhadap memar dan pendarahan.
-
Akibat Hemofilia
Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah yang diwariskan secara genetik. Penderita hemofilia sering mengalami memar besar hanya karena luka kecil, karena darah mereka tidak menggumpal dengan normal.
-
Adanya Gangguan Trombositopenia Imun
Gangguan ini ditandai dengan rendahnya jumlah trombosit dalam darah. Tanpa cukup trombosit, darah sulit membeku, yang dapat menyebabkan munculnya memar tanpa sebab yang jelas.
-
Akibat Sindrom Ehlers-Danlos
Ini adalah kondisi bawaan yang memengaruhi jaringan ikat, termasuk kulit dan pembuluh darah. Penderita sindrom ini memiliki kulit yang tipis dan rapuh, sehingga lebih mudah memar.
-
Akibat Sindrom Cushing
Sindrom ini terjadi ketika kadar kortisol dalam tubuh terlalu tinggi. Kortisol yang berlebihan dapat menyebabkan kulit menipis dan meningkatkan risiko memar.
-
Terinfeksi Virus Sepsis
Sepsis adalah infeksi serius yang dapat menyebabkan pendarahan di bawah kulit. Penderita sepsis sering mengalami bintik-bintik kecil atau memar besar yang berkembang pesat, sehingga membutuhkan penanganan medis segera.
Kapan Harus Khawatir?
Meskipun memar sering kali tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika:
- Memar muncul secara berulang tanpa alasan jelas.
- Memar disertai gejala lain seperti nyeri hebat, demam, atau pembengkakan.
- Memar terjadi dalam jumlah besar atau sulit sembuh.
Tips Mencegah Memar
Memar atau lebam sering terjadi akibat benturan atau bahkan muncul tiba-tiba. Meski biasanya tidak berbahaya, memar dapat mengganggu penampilan dan kenyamanan, berikut tips mencegah memar:
- Konsumsi makanan bergizi: Pastikan asupan vitamin C, vitamin K, dan zat besi tercukupi.
- Hindari olahraga berlebihan: Mulailah dengan intensitas yang sesuai kemampuan tubuh.
- Perhatikan penggunaan obat: Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengonsumsi obat pengencer darah.
- Lindungi tubuh: Gunakan pelindung saat melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera.
Memar yang muncul tiba-tiba memang bisa menjadi tanda tubuh Anda membutuhkan perhatian lebih. Dengan mengenali penyebabnya, Anda dapat mengambil langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan tubuh. Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika memar terus berulang atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan.