Viral Meninggalnya WM, Bahayakah Konsumsi Susu dan Roti Saat Diare?

Ilustrasi - Roti gandum.
Sumber :
  • ANTARA/Pixabay

Jakarta, VIVA – Pengguna media sosial dihebohkan dengan kabar meninggalnya pasien berinisial WM yang meninggal dunia pada  Kamis 21 November 2024. Ayah pasien berinisial WM ini sempat mendatangi sebuah rumah sakit di Surabaya menuduh dokter yang menangani putrinya telah melakukan kelalaian medis. Sang ayah yang berteriak histeris di rumah sakit tersebut menuduh pihak dokter melakukan kelalaian medis dengan memberikan vitamin B kompleks yang dianggapnya sebagai penyebab kematian anaknya.

Sementara itu,  pihak dokter IGD, dr. Angela Puspita menanggapi tudingan tersebut, dirinya menjelaskan bahwa keluarga meminta izin untuk memberikan susu dan roti kepada pasien. Namun perawat menyarankan untuk tidak memberikan roti dan susu karena pasien masih mengalami diare, yang berisiko memperburuk keadaannya.

Meski demikian. keluarga tetap memberikan roti dan air mineral kepada WM. Sekitar 15 menit setelah makan, pasien tiba-tiba mengalami sesak nafas. Ketka diperiksa, bibir WM telah membiru yang merupakan tanda adanya penyumbatan di saluran napas. 

Lantas apakah ada risiko pemberian roti dan susu terhadap pasien yang mengalami diare? Terkait hal ini, spesialis penyakit dalam, dr. Akbarbudhi, Sp.PD angkat bicara. Dijelaskannya bahwa pasien yang mengalami diare diperbolehkan mengonsumsi roti, namun roti tersebut adalah jenis yang rendah serat, seperti roti putih. 

“Roti mungkin enggak apa-apa kalau rendah serat, seperti roti putih biasa contohnya, kalau roti gandum, sourdough, multigrain yang bisanya agak keras terkstur rotinya itu yang tinggi serat,” kata dia saat dihubungi VIVA.co.id, Selasa 26 November 2024.

Sementara itu, terkait dengan susu, sebaiknya dihindari. Anda disarankan untuk menghentikan konsumsi susu dan produk olahannya sementara waktu. Diare membuat usus kesulitan memproduksi enzim laktase yang diperlukan tubuh untuk mencerna laktosa.

“Susu iya bisa bikin mencret lagi karena masalah laktosa di dalamnya. Ketika diare sendiri, dinding usus halus bisa menurunkan kemampuan enzim laktase penghancur laktosa. Kalau isi rongga usus terlalu banyak zat pekat seperti laktosa atau makanan lemak, bisa merangsang pengeluaran cairan lebih banyak dari dinding usus ke dalam rongga. Jadi makin cair isi rongga usus, keluarnya jadi mencret,” jelasnya.

Selain susu, dr. Akbarbudhi juga menyarankan ketika seseorang mengalami diare tidak disarankan makan makanan yang tinggi gula dan lema. Sebab makanan yang mengandung tinggi lemak dan gula juga bisa membuat tekanan osmosis di dinding usus berbeda jauh. Sehingga membuat bab yang cair semakin parah.