Mengenal Bedah Endoskopi Spinal: Solusi Minimal Invasif untuk Masalah Tulang Belakang

Ilustrasi Tulang
Sumber :
  • pexels.com/ Tara Winstead

Jakarta, VIVA –  Dalam era kedokteran modern, kemajuan teknologi dan inovasi terus berlanjut untuk memberikan solusi yang lebih efektif dalam penanganan masalah kesehatan. Salah satu inovasi terkait dengan masalah tulang belakang adalah Bedah Endoskopi Spinal Minimal Invasif atau BESS (Biportal Endoscopic Spine Surgery).  Teknik ini tidak hanya menawarkan pendekatan yang lebih aman, tetapi juga memberikan harapan baru bagi pasien yang mengalami berbagai keluhan tulang belakang. Dua narasumber ahli Grup RS Siloam yaitu dr. S. Dohar A. L. Tobing, Sp.OT (K)-Spine dari RS Siloam Mampang dan dr. Jephtah F. L. Tobing, Sp.OT (K) dari RS Siloam Lippo Village Karawaci akan memberikan wawasan mendalam tentang teknik BESS ini melalui penjelasan di bawah ini.

dr. S. Dohar A. L. Tobing, Sp.OT (K)-Spine

Photo :
  • RS Siloam

dr. S. Dohar A. L. Tobing, Sp.OT (K)-Spine

Apa Itu BESS?

BESS adalah prosedur bedah yang menggunakan teknologi endoskopi untuk mengakses area tulang belakang dengan cara minimal invasif. Teknik ini melibatkan penggunaan alat yang sangat kecil dan kamera, yang memungkinkan dokter untuk melakukan tindakan dengan hanya membuat sayatan kecil, yang tidak lebih besar dari satu sentimeter. Dengan cara ini, BESS mampu mengurangi trauma pada jaringan di sekitar tulang belakang, yang merupakan salah satu keunggulan utama dibandingkan dengan metode bedah tradisional.

Keuntungan utama dari BESS adalah pengurangan rasa sakit dan waktu pemulihan yang lebih cepat bagi pasien. Dengan sayatan yang lebih kecil, kerusakan pada otot dan jaringan lunak di sekitar tulang belakang diminimalkan, yang berdampak langsung pada pengalaman pasca-operasi pasien. Hal ini memungkinkan banyak pasien untuk kembali ke aktivitas sehari-hari mereka dalam waktu yang lebih singkat, sering kali dalam beberapa hari setelah operasi, bukan minggu atau bulan seperti yang biasanya terjadi pada prosedur bedah yang lebih invasif.

Jenis Operasi yang Dapat Dilakukan dengan BESS

BESS mencakup berbagai jenis prosedur bedah yang dirancang untuk menangani masalah tulang belakang secara efektif. Salah satu aplikasi yang paling umum adalah pengangkatan herniasi diskus. Herniasi diskus adalah kondisi ketika diskus (bantalan tulang belakang) menonjol dan menekan area sekitarnya sehingga menyebabkan nyeri yang parah. Dengan menggunakan teknik BESS, dokter dapat mengangkat bagian diskus yang menonjol tersebut tanpa perlu melakukan sayatan besar, sehingga meminimalkan risiko dan mempercepat pemulihan

Selain pengangkatan herniasi diskus, BESS juga dapat digunakan untuk dekompresi saraf, yang penting dalam mengatasi kondisi di mana saraf tulang belakang terjepit. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk mengurangi tekanan pada saraf tanpa merusak jaringan di sekitarnya. Selain itu, BESS dapat diterapkan untuk memperbaiki stenosis spinal, kondisi di mana saluran tulang belakang menyempit dan mengganggu fungsi saraf. Pendekatan minimal invasif ini menjadikan BESS sebagai pilihan yang efektif untuk berbagai masalah tulang belakang yang dapat mengganggu kualitas hidup pasien.

Mengapa BESS Menjadi Pilihan Utama?

dr. S. Dohar A. L. Tobing, Sp.OT (K)-Spine mengatakan, “Salah satu alasan utama mengapa BESS semakin banyak dipilih adalah kemampuannya untuk memberikan pemulihan yang lebih cepat. Dengan mengurangi ukuran sayatan, BESS tidak hanya mengurangi rasa sakit, tetapi juga mempercepat proses penyembuhan”. 

Pasien yang menjalani prosedur ini sering kali melaporkan bahwa mereka merasa lebih nyaman dan mampu bergerak lebih cepat dibandingkan dengan prosedur bedah konvensional, yang sering kali memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama dan lebih intensif. “Kira-kira dua sampai tiga hari pasien biasanya dapat bergerak dan melakukan aktivitas ringan setelah prosedur, yang merupakan keuntungan signifikan dibandingkan dengan operasi tradisional”, lanjut dr. Dohar.

Keuntungan lainnya adalah pengurangan kebutuhan akan perawatan pasca-operasi yang intensif. Banyak pasien yang menjalani BESS tidak memerlukan pengobatan nyeri yang tinggi, yang berpotensi mengurangi risiko efek samping dari obat-obatan tersebut. Dengan pengalaman yang lebih baik selama dan setelah operasi, BESS memberikan alternatif yang lebih menarik bagi pasien yang khawatir tentang pengalaman pasca-operasi yang menyakitkan dan melelahkan.

Proses Pemulihan Pasien
Proses pemulihan setelah BESS umumnya lebih cepat dan lebih lancar dibandingkan dengan metode bedah konvensional. Dalam banyak kasus, pasien dapat kembali ke pekerjaan mereka dalam beberapa hari, tergantung pada jenis pekerjaan dan tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan.

Selama masa pemulihan, pasien juga cenderung mengalami lebih sedikit komplikasi. Penelitian menunjukkan bahwa BESS mengurangi insiden infeksi dan perdarahan, yang merupakan risiko umum dalam prosedur bedah yang lebih invasif. Pasien yang menjalani BESS sering kali melaporkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi terhadap hasil operasi dan proses pemulihan, menciptakan pengalaman yang lebih positif secara keseluruhan.

Risiko dan Komplikasi
Meskipun BESS menawarkan banyak manfaat, seperti prosedur bedah lainnya, ada risiko dan komplikasi yang harus diwaspadai. Meskipun insiden komplikasi pada BESS cenderung lebih rendah dibandingkan dengan operasi konvensional, tetap ada kemungkinan terjadinya infeksi, perdarahan, atau kerusakan pada jaringan saraf. Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh terhadap kondisi pasien sangat penting sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur ini.

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik yang mendetail dan mungkin merekomendasikan pemeriksaan pencitraan, seperti MRI atau CT scan, untuk memahami sepenuhnya kondisi tulang belakang pasien. Hal ini membantu dalam memastikan bahwa BESS adalah pilihan yang tepat dan aman bagi mereka. Kesadaran akan risiko ini penting untuk memberikan informasi yang transparan kepada pasien sehingga mereka dapat membuat keputusan yang terinformasi.

Menentukan Kandidat yang Cocok untuk BESS

dr. Jephtah F. L. Tobing, Sp.OT (K)

Photo :
  • RS Siloam

dr. Jephtah F. L. Tobing, Sp.OT (K)

dr. Jephtah F. L. Tobing, Sp.OT (K) menjelaskan, “Penentuan kandidat yang cocok untuk BESS melibatkan beberapa pertimbangan kritis. Dokter harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia pasien, kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta tingkat keparahan masalah tulang belakang yang dialami.” 

Misalnya, pasien yang lebih muda dan sehat dengan masalah tulang belakang yang tidak terlalu kompleks mungkin lebih cocok untuk menjalani BESS daripada pasien yang memiliki banyak kondisi kesehatan lainnya atau masalah tulang belakang yang lebih rumit.

Beberapa persyaratan khusus juga harus diperhatikan. Pasien yang memiliki infeksi aktif, kelainan anatomi tertentu, atau yang memerlukan prosedur yang lebih kompleks mungkin tidak dianggap sebagai kandidat yang baik untuk BESS. Keputusan akhir harus melibatkan diskusi antara dokter dan pasien, memastikan bahwa semua risiko dan manfaat telah dipertimbangkan dengan baik.

Teknologi dan Peralatan yang Digunakan
Teknologi yang digunakan dalam BESS sangat canggih dan terus berkembang. “Prosedur ini memanfaatkan alat endoskopi, kamera kecil, dan instrumen bedah yang dirancang khusus untuk memungkinkan dokter melakukan tindakan dengan tingkat akurasi tinggi”, tambah dr. Jephtah. 

Kamera ini memberikan gambaran langsung dari area yang sedang ditangani, memungkinkan dokter untuk melihat dan menilai situasi dengan lebih baik tanpa memerlukan sayatan besar.

Inovasi terbaru dalam teknologi ini mencakup penggunaan alat yang lebih kecil dan lebih fleksibel, serta sistem pencitraan yang lebih canggih. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi prosedur tetapi juga mengurangi risiko yang terkait dengan intervensi bedah. Dengan teknologi yang terus berkembang, BESS semakin menjadi metode yang menarik dalam dunia bedah tulang belakang.

Menjelaskan Prosedur kepada Pasien
Menerangkan prosedur BESS kepada pasien yang merasa cemas atau bingung adalah tanggung jawab penting bagi dokter. Proses komunikasi yang baik dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan pemahaman pasien tentang apa yang akan terjadi. Dokter harus memberikan penjelasan yang jelas dan komprehensif mengenai prosedur, manfaat, risiko, dan proses pemulihan yang diharapkan.

Penggunaan model anatomi, gambar, atau video dapat membantu pasien memahami prosedur dengan lebih baik. Selain itu, mendengarkan kekhawatiran dan pertanyaan pasien secara aktif dapat membantu membangun kepercayaan dan membuat mereka merasa lebih nyaman dengan keputusan yang diambil. Edukasi yang baik sangat penting untuk menciptakan pengalaman yang positif bagi pasien, baik sebelum maupun setelah operasi.

Tantangan dalam Pelaksanaan Prosedur BESS
Meskipun BESS memiliki banyak manfaat, terdapat tantangan dalam pelaksanaannya. Salah satu tantangan utama adalah pemilihan pasien yang tepat. Tidak semua pasien cocok untuk menjalani prosedur ini, dan dokter harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan evaluasi yang menyeluruh. 

Beberapa pasien mungkin tidak cocok untuk prosedur ini karena faktor tertentu, seperti kelainan anatomi yang dapat menyulitkan akses endoskopi atau kebutuhan untuk intervensi yang lebih kompleks yang memerlukan pendekatan bedah yang lebih invasif. Pasien dengan riwayat kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung atau diabetes yang tidak terkontrol mungkin tidak dianggap sebagai kandidat yang ideal untuk BESS.Kesalahan dalam pemilihan pasien dapat mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan dan meningkatkan risiko komplikasi.

Selain itu, penguasaan teknik oleh tim medis juga menjadi faktor penting. BESS memerlukan keterampilan khusus dan pengalaman untuk melaksanakan prosedur dengan sukses. Oleh karena itu, pelatihan yang berkelanjutan dan kolaborasi antar profesional kesehatan sangat penting untuk memastikan bahwa setiap anggota tim medis dapat berkontribusi pada keberhasilan prosedur ini. 

Peran Tim Medis
Keberhasilan BESS sangat bergantung pada peran kolaboratif tim medis. Dokter bedah bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan prosedur, sementara ahli anestesi memastikan pasien dalam kondisi nyaman dan aman selama operasi. Perawat dan profesional kesehatan lainnya juga memainkan peran penting dalam perawatan pasien sebelum dan sesudah prosedur, membantu memastikan bahwa setiap aspek perawatan berjalan dengan baik.

Tim medis yang terlatih dan terampil dapat memberikan dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan hasil operasi. Dengan kerja sama yang erat dan komunikasi yang efektif, tim medis dapat mengatasi tantangan yang mungkin muncul selama prosedur dan memastikan bahwa pasien mendapatkan pengalaman yang positif dari awal hingga akhir.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan pemahaman mengenai prosedur ini, diharapkan BESS akan semakin diterima dan menjadi pilihan utama dalam penanganan masalah tulang belakang di masa depan.