Jangan Panik Kalau Anak Kena HFMD, Begini Penanganannya Menurut Dokter

Mengenal Flu Singapura yang Akhir-akhir Ini Merebak di Indonesia
Sumber :
  • Primaya Hospital

Jakarta, VIVA – Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau yang selama ini disalahpahami sebagai Flu Singapura, merupakan penyakit yang sangat menular dan seringkali menyerang anak usia 5-10 tahun.

Dokter Spesialis Anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A., membeberkan, penyebaran HFMD bisa melalui droplet atau bahkan kontak tidak langsung. Apa saja? Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

“Penyebaran HFMD dapat melalui droplet atau percikan air liur dari batuk, bersin, kontak tidak langsung dari menyentuh barang yang terkontaminasi, bisa juga dari makanan atau foodborne, atau kontak langsung dengan penderita HFMD,” jelas dr Kanya di acara Kalventis Luncurkan Vaksin EV71 yang digelar Kalbe Farma, di Jakarta, baru-baru ini. 

Ilustrasi virus.

Photo :
  • Pixabay

Penyebaran virus EV71 di suatu daerah berhubungan dengan kebersihan dan sanitasi. Maka dari itu, salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan ialah mencuci tangan, terutama sebelum menyiapkan makanan, setelah mengganti popok, dan setelah menggunakan toilet. 

“Perlu juga membersihkan permukaan, barang, dan mainan dengan sabun dan air, kemudian melakukan disinfeksi. Untuk barang-barang yang sulit dibersihkan atau resisten terhadap alkohol, dapat menggunakan klorheksidin atau 0,5 persen hipoklorit,” jelasnya.

Pengobatan HFMD
Pengobatan HFMD, umumnya bersifat simtomatik, yaitu meredakan gejala. Di antaranya, obat penurun panas untuk menurunkan demam dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) yang dapat membantu meredakan nyeri serta peradangan. 

Kemudian, minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi. Selain itu, karena anak sulit makan akibat kondisi mulut yang sakit, maka berikan makanan yang lunak dan tidak pedas, untuk menghindari iritasi pada mulut.

“Upaya pencegahan lainnya adalah vaksinasi untuk memberikan perlindungan serta mengurangi risiko komplikasi serius. Selain itu, vaksinasi juga membantu mencegah infeksi berulang yang bisa lebih berat karena paparan jenis virus lain,” terangnya.

“Saat ini, vaksin yang tersedia sudah mendapatkan persetujuan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk mencegah HFMD yang disebabkan oleh EV71 adalah Vaksin HFMD EV71 yang memiliki profil keamanan baik dan dapat diberikan sejak umur 6 bulan hingga 3 tahun. Proteksi dapat bertahan hingga umur 5 tahun setelah vaksinasi,” tutup dr. Kanya.

Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Mulialie, menambahkan, lonjakan kasus HFMD di Indonesia pada awal 2024 yang banyak menginfeksi anak-anak, juga turut menjadi perhatiannya.

“Kalbe melalui Kalventis melakukan berbagai upaya dalam mendukung pemerintah menekan angka kejadian HFMD di Indonesia. Mulai dari edukasi kesehatan hingga menyediakan vaksin HFMD EV71,” tukas Mulialie.