Dokter Tirta Bedah Soal Bahaya BPA dalam Galon, Hoax atau Nyata?

Dokter Tirta ungkap sisi gelap profesi dokter
Sumber :
  • Instagram/@dr.tirta

Jakarta, VIVA – Influencer Tirta Mandira Hudhi atau akrab disapa dokter Tirta memastikan bahwa penggunaan galon polikarbonat tidak berbahaya. Hal tersebut dia sampaikan menyusul adanya kampanye bahaya Bisphenol A (BPA) dalam galon polikarbonat atau guna ulang.

Tirta menjelaskan, BPA merupakan zat pembentuk plastik yang sudah dipakai puluhan tahun bukan hanya pada galon tetapi juga pada berbagai kemasan pangan. Dia melanjutkan, BPOM juga telah mengatur batas migrasi BPA ke dalam pangan yakni 0,06 miligram apabila terjadi peluruhan. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

"Artinya kalau masih jauh di bawah ambang batas BPOM ya berarti aman," kata dia di Instagram miliknya @Dr.Tirta, dikutip Rabu 6 November 2024. 

Sarjana fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menjelaskan kalau ambang batas aman BPOM tidak jauh berbeda dengan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) yakni 0,05 miligram. Dia melanjutkan, dalam banyak penelitian yang dipublikasikan menyebutkan bahwa kandungan BPA dalam masih jauh di bawah ambang batas aman yang ditetapkan.

Ilustrasi BPA.

Photo :
  • Pixabay.

Hasil penelitian Institute Teknologi Bandung (ITB) bahkan tidak menemukan adanya migrasi BPA dari galon ke dalam air minum. Riset tersebut membuktikan bahwa meminum air dari galon guna ulang masih sangat aman.

Dia menjelaskan, BPA akan berbahaya masuk ke dalam tubuh apabila melebihi ambang batas. Secara matematis, seseorang harus mengonsumsi 10 ribu liter air dalam satu waktu agar BPA bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.

"Karena terkait oleh ambang batas yang ditetapkan. Jadi sebetulnya aman-aman saja (kalau terkonsumsi di bawah ambang batas)” katanya.

Dia melanjutkan, BPA baru akan luruh dari kemasan pangan apabila terkena pemanasan di atas suhu 70 derajat. Artinya, sambung dia, apabila tidak terkena pemanasan tersebut maka zat pembentuk plastik itu tidak akan bermigrasi ke makanan atau minuman.

Pakar polimer ITB, Prof Akhmad Zainal Abidin menjelaskan bahwa memanaskan plastik berbahan BPA pada suhu di atas 70 derajat Celcius memang dapat melepaskan BPA ke air di dalam kemasan. Dia melanjutkan, meski demikian tubuh manusia memiliki mekanisme untuk mengeluarkan kembali partikel BPA yang masuk ke dalam tubuh melalui urine, keringat dan sebagainya.

"Oleh karena itu paparan BPA normal pada tubuh yang sehat umumnya tidak memberikan dampak bagi kesehatan," katanya.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra memastikan keamanan meminum air dari galon guna ulang. Dia menekankan, galon-galon tersebut sudah memiliki standar SNI dan telah melewati serangkaian penelitian dan uji kecocokan pangan.

"Kalau semua produk terutama kemasan itu sudah terstandar SNI ya tandanya dia juga level toleransinya terhadap cemaran itu tidak membahayakan," pungkasnya.