Mengenal Unicompartmental Knee Arthroplasty untuk Mengurangi Nyeri dan Perbaiki Fungsi Lutut
- Pixabay.
Jakarta, VIVA – Dalam upaya untuk mengatasi masalah nyeri dan keterbatasan gerak pada sendi lutut, Unicompartmental Knee Arthroplasty (UKA) telah muncul sebagai salah satu solusi dalam dunia bedah ortopedi. Berbeda dengan prosedur penggantian lutut total, UKA fokus pada penggantian hanya bagian sendi lutut yang mengalami kerusakan, sehingga meminimalkan dampak pada jaringan sekitarnya yang masih sehat.
Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi lutut, tetapi juga meminimalisir waktu pemulihan sehingga pasien bisa mulai berjalan satu hari setelah operasi dan cepat kembali beraktivitas seperti sedia kala. Pembahasan berikut ini akan mengulas secara komprehensif mengenai UKA, manfaatnya, serta pertimbangan penting yang perlu diperhatikan sebelum menjalani prosedur ini.
Unicompartmental Knee Arthroplasty (UKA): Definisi dan Prosedur
Menurut Dr. dr. Franky Hartono, Sp.OT (K), dokter spesialis ortopedi RS Siloam Kebon Jeruk, Unicompartmental Knee Arthroplasty (UKA) atau Partial Knee Arthrosplasty adalah prosedur bedah yang dirancang untuk menggantikan hanya satu kompartemen sendi lutut yang mengalami kerusakan, tanpa membuang kompartemen dan ligamen lutut yang sehat. Prosedur ini biasanya diterapkan pada pasien yang mengalami kerusakan sendi lutut yang terbatas pada kompartemen bagian dalam lutut saja, seperti pada Anteromedial Osteoarthritis (AMOA) yang ditemukan pada hampir 50 persen kasus pengapuran (osteoartritis) lutut, maupun pada kasus nekrosis (kematian jaringan) sebagian tulang lutut yang disebut dengan Spontaneous Osteonecrosis of the Knee (SONK). Prosedur ini berbeda dengan Total Knee Arthroplasty (TKA) yang mengganti tiga atau seluruh kompartemen sendi lutut.
Gejala yang Menandakan Kebutuhan UKA
Gejala yang biasanya menandakan seseorang memerlukan UKA meliputi nyeri lutut terus-menerus yang tidak kunjung membaik dengan pengobatan klasik seperti obat anti-inflamasi dan fisioterapi. Nyeri ini sering dirasakan saat beraktivitas, seperti berjalan atau berdiri dalam waktu lama, dan dapat disertai dengan kekakuan dan pembengkakan.
Selain nyeri, pasien juga mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak atau melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman. Jika gejala-gejala tersebut disertai dengan adanya kerusakan pada kompartemen lutut bagian dalam, UKA bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Faktor-faktor yang Bisa Menyebabkan Kerusakan Sendi Lutut
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kerusakan sendi lutut meliputi usia lanjut, obesitas, dan riwayat cedera lutut. Osteoartitis yang merupakan kondisi peradangan sendi, juga merupakan faktor risiko utama. Faktor genetik dan gaya hidup, seperti aktivitas fisik yang berat atau pekerjaan yang membebani lutut secara berulang, juga dapat mempercepat kerusakan sendi.
Mengidentifikasi dan mengelola faktor risiko ini dapat membantu dalam pencegahan kerusakan sendi yang lebih parah dan mengurangi kebutuhan untuk prosedur bedah mengganti sendi lutut seperti UKA dan TKA.
Deteksi Dini Kelainan Sendi Lutut
Mendeteksi tanda dan gejala awal seperti nyeri lutut yang tidak kunjung hilang, kekakuan, atau penurunan fungsi dapat membantu dalam merencanakan perawatan yang tepat dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Langkah-langkah untuk mendeteksi secara dini kelainan pada sendi lutut termasuk pemeriksaan rutin dan pamantauan gejala. Tes pencitraan seperti rontgen atau MRI dapat membantu mengidentifikasi perubahan struktural pada sendi sebelum gejala menjadi parah. Konsultasi dengan spesialis ortopedi secara berkala juga penting untuk mendeteksi masalah sejak dini dan merencanakan intervensi yang sesuai.
Pemeriksaan Sebelum Menjalani UKA
Sebelum menjalani UKA, beberapa jenis pemeriksaan biasanya dilakukan untuk memastikan pasien adalah kandidat yang tepat. Evaluasi klinis penting dilakukan untuk menilai apakah kerusakan lutut sesuai indikasi untuk tindakan UKA dan juga menilai kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan termasuk rontgen lutut untuk menilai sejauh mana terjadi kerusakan pada kompartemen sendi lutut. MRI kadang diperlukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail tentang struktur dan jaringan di sekitar sendi. Uji laboratorium, EKG (Elektrokardiografi), dan pemeriksaan penunjang lainnya juga akan membantu menentukan apakah pasien aman dan sanggup menjalani prosedur operasi.
Prosedur UKA
Selama operasi UKA, dokter bedah akan membuat sayatan sepanjang sekitar 7 hingga 10 sentimeter di kompartemen lutut bagian dalam untuk mengakses kompartemen yang rusak. Setelah sayatan dibuat, bagian yang rusak dari tulang dan kartilago akan dikupas secara tipis dan implan UKA yang terbuat dari logam titanium dengan bantalan plastik steril akan dipasang untuk menggantikan bagian lutut yang telah dikupas, dengan tetap mempertahankan struktur ligamen asli lutut. Proses ini dirancang untuk meminimalkan kerusakan pada jaringan sekitarnya, yang berdampak pada cepatnya pemulihan dibandingkan dengan prosedur yang lebih invasif seperti TKA.
Perbedaan antara UKA dan TKA
UKA dan TKA memiliki perbedaan utama dalam cakupan dan dampak pada sendi lutut. UKA hanya menggantikan satu kompartemen dari sendi lutut, dan mempertahankan fungsi dan struktur dari kompartemen lain yang masih sehat. Sebaliknya, TKA mengganti ketiga kompartemen atau seluruh permukaan sendi lutut. Struktur ligamen pada UKA utuh secara keseluruhan, sedangkan pada TKA ligamen interkondiler dibuang. Dampaknya pada UKA, sensasi gerakan lutut lebih menyerupai sendi alami.
Perbedaan ini memengaruhi berbagai aspek perawatan dan hasil. UKA umumnya merupakan prosedur yang lebih minim invasif karena lebih sedikitnya jaringan yang dibuang sehingga dapat menawarkan pemulihan yang lebih cepat dan lebih tidak nyeri dibandingkan dengan TKA. Namun UKA hanya cocok untuk pasien dengan kerusakan sendi yang terbatas pada satu kompartemen, sementara TKA mungkin diperlukan apabila terdapat kerusakan yang lebih luas atau menyeluruh.
Manfaat Utama dari UKA dibandingkan dengan TKA
UKA menawarkan beberapa manfaat utama dibandingkan dengan TKA, terutama dalam hal pemulihan dan hasil jangka panjang. Salah satu manfaat utama adalah pemulihan yang lebih cepat. Karena UKA melibatkan penggantian hanya sebagian dari sendi lutut, banyak pasien melaporkan bahwa mengalami nyeri yang lebih sedikit dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan TKA.
Dari segi hasil jangka panjang, UKA sering kali memberikan hasil yang lebih baik dalam hal fungsi sendi dan perasaan alami. Pasien yang menjalani UKA biasanya mempertahankan lebih banyak fungsi alami dari sendi, sehingga dapat membantu lebih cepat untuk kembali beraktivitas normal. Namun, penting untuk dicatat bahwa UKA hanya cocok untuk pasien dengan kerusakan sendi yang terbatas pada satu kompartemen.
Proses Pemulihan Setelah UKA
Proses pemulihan setelah UKA melibatkan rehabilitasi fisik untuk memperkuat otot dan memulihkan rentang gerak lutut. Pasien biasanya sudah dapat berjalan dengan bantuan walker keesokan hari setelah operasi. Waktu pemulihan umumnya lebih cepat dibandingkan dengan TKA, dengan banyak pasien melaporkan pengurangan nyeri dan peningkatan fungsi yang cepat dalam minggu-minggu berikutnya.
Selama beberapa bulan pertama pasca-operasi, pasien diharapkan mengalami penurunan nyeri dan pembengkakan, serta peningkatan kemampuan fungsional lutut dibandingkan dengan sebelum operasi. Terapi fisik yang teratur dan mengikuti petunjuk rehabilitasi akan membantu mencapai pemulihan yang optimal.
Perbedaan Fixed Bearing dan Mobile Bearing
Terdapat dua jenis desain pada implan UKA, yaitu yang menggunakan desain fixed bearing dan mobile bearing.
• Fixed Bearing: Ini merupakan desain konvensional yang pertama kali digunakan pada operasi UKA. Pada desain fixed bearing, bagian komponen implan yang merupakan bantalan (bearing) antara sendi buatan terkunci di tempatnya, sehingga saat sendi bergerak terjadi gesekan antara implan yang berbahan titanium dengan bantalan yang berbahan plastik. Hal ini dapat menimbulkan terbentuknya partikel debris plastik yang berdampak kurang baik terhadap keawetan implan jangka panjang.
• Mobile Bearing: Desain mobile bearing merupakan desain UKA yang lebih baru dan inovatif. Pada desain tersebut, bagian implan bergerak secara relatif terhadap komponen lainnya ketika sendi digerakkan, sehingga mengurangi gesekan dan tingkat keausan bantalan yang berbahan plastik. Desain mobile bearing UKA dirancang untuk mengikuti gerakan alami sendi lutut dengan lebih baik dan memberi rentang gerak yang lebih besar, serta mengurangi stres pada tulang dan kartilago di sekitarnya.
Penggunaan Oxford UKA di RS Siloam Kebon Jeruk
Di RS Siloam Kebon Jeruk, UKA menggunakan desain implan yang berasal dari Oxford, Inggris yang memiliki survival rate sebesar 91% dalam 20 tahun. Implan Oxford UKA dikenal karena desainnya yang inovatif dan kemampuannya untuk meniru gerakan alami lutut dengan sangat baik. Desain ini termasuk komponen mobile bearing yang memungkinkan gerakan yang lebih alami dan mengurangi stres pada struktur tulang dan kartilago di sekitar sendi. Namun pemilihan indikasi yang tepat dan teknik operasi yang sempurna adalah penentu hasil jangka panjang yang didambakan.
RS Siloam Kebon Jeruk merupakan salah satu pioneer UKA di Indonesia. Sejak tahun 2015, Dr. dr. Franky Hartono, Sp.OT (K) beserta dengan timnya telah menangani lebih dari 250 kasus UKA. Adanya tim ortopedi dengan pengalaman dan jam terbang yang tinggi, RS Siloam Kebon Jeruk adalah pilihan yang tepat untuk menjalani tindakan operasi UKA.