Susu Ikan Tak Penuhi Asam Amino Esensial dan Harus Ada Gula Tambahan, Sehatkah untuk Anak?

Ilustrasi susu/anak.
Sumber :
  • Freepik

Cikarang, VIVA – Program unggulan dari Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang kerap menuai perdebatan adalah perihal program Makan Bergizi Gratis selama masa pemerintahannya. Alih-alih menggunakan susu sapi untuk menyempurnakan nutrisi, program tersebut menjadikan ‘susu ikan’ sebagai alternatif yang dinilai dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia.

Yang disebut dengan susu ikan adalah produk turunan dari hidrolisat protein ikan (HPI). Jadi, ini bukan susu yang diperah dari ikan, melainkan daging ikan segar yang digiling dan dikeringkan kemudian menjadi bentuk bubuk. Scroll untuk info selengkapnya, yuk!

"Itu bukan susu, karena kalo susu jelas definisinya apakah di global, apakah dari peraturan kementerian pertanian, ataupun BPOM, kalau susu itu adalah yang dari satu hewan yang memiliki kelenjar mamae, itu hasil sekresinya. Kalau ini kan dibuat dari protein, dari ikan. Nah dari ikan ini dia akan menghasilkan namanya fish protein concentrate, dari sini dibuat dalam bentuk kering kemudian yang dihasilkan sampai saat ini adalah dalam bentuk bubuk, yang bentuk cair saya belum tahu," jelas Ketua DPP PERSAGI Bidang Ilmiah, Dr. Marudut Sitompul, MPS, kepada VIVA di Pabrik Cikarang Frisian Flag Indonesia, Selasa 15 Oktober 2024.

Seafood

Photo :
  • Pixabay/ Public Domain Pictures

Tentu saja, rasa asli dari susu ikan tersebut sangat jauh berbeda dari susu sapi yang sebenarnya. Untuk itu, diperlukan bahan tambah pangan (BTP) yang membuatnya jadi punya rasa mirip dengan susu sapi, termasuk perisa cokelat hingga gula agar lebih manis dan disukai oleh anak-anak.

Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II itu juga menegaskan kandungan gizi dalam susu ikan tidak sebanding dengan susu sapi yang dapat melengkapi kebutuhan gizi harian. Oleh karena itu, susu ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi nampaknya perlu dikaji ulang secara menyeluruh.

"Yang saya liat itu cokelatnya juga tinggi, dan dia ditambahkan gula, gula itu sukrosanya cukup tinggi 8 gram per sajian. Kemudian dari sisi kelengkapan proteinnya kita lihat dari asam aminonya yang jelas nggak sebagus susu. Kalau di label itu, yang saya liat sangat kurang asam amino tertentu, terutama metionin itu tidak ada di situ. Artinya kalo dikatakan apakah memenuhi asam amino esensial? Tidak," paparnya.

Melihat dari kandungan yang tertera dalam produk susu ikan tersebut, sang Ahli Gizi ragu apakah akan aman jika dikonsumsi oleh anak-anak dalam jumlah tertentu dan jangka waktu panjang. Mengingat ada gula tambahan yang tidak disarankan untuk diberikan pada anak-anak.

"Kita lihat aja kalau 8 gram itu dia minum berapa, silakan. Tapi yang di susu sapi itu kan kalau memang dia susu sapi yang dibuat dari UHT, itu bukan added sugar namanya tapi laktosa yang memang natural. Tapi ini kan added, tambahan. Padahal yang kita hindari itu adalah added sugar, sesuai Permenkes tentang gula, garam, dan lemak," ujarnya.