Kaget! Anak-anak Sekarang Rentan Ginjal hingga Autoimun, Ini Penyebabnya Menurut Zaidul Akbar

dr. Zaidul Akbar.
Sumber :
  • Youtube dr. Zaidul Akbar Official.

Jakarta, VIVA –  Banyaknya penyakit mengerikan yang menyerang anak-anak belakangan ini. Mulai dari gagal ginjal, autoimun hingga penyakit mengerikan lainnya. Terkait hal ini, penggajas jurus sehat Rasulullah, Zaidul Akbar memiliki pandangan, dia curiga, penyakit yang banyak muncul pada anak usia dini dipengaruhi oleh aneka jajanan modern yang banyak beredar saat ini. 

"Dulu kayaknya saya gak pernah denger ada anak kecil kena ginjal, diabetes, autoimun, macem-macem kasus anak kecil hari ini. Bahkan sepertinya gak banyak orang dewasa kena penyakit kayak gituan. Pertanyaannya, kok hari ini ada muncul kasus begitu?," tulisnya di akun Instagram miliknya.

Zaidul juga menulis, dia yakin sekali timbulnya beragam penyakit mengerikan ini berawal dari makanan. 

"Kita belum ngomong soal gangguan psikologis nya, yang mungkin gak banyak orang tua sadar. Apakah gak ada hubungannya dengan makanan yang dimakan anak kita? Tentu ada bapak ibu, sadar atau tidak kita sadari. Coba bapak ibu ingat-ingat lagi, seberapa sering anak kita sakit setahun terakhir? Walau cuma sekedar batuk pilek," tulisnya lagi.

Zaidul mengatakan, anak-anak yang tinggal di desa terpencil, ia bandingkan dengan anak-anak yang tinggal di kota besar. "Mungkin lebih kuat dari kita-kita yang dikota ini, karena minim kemasukan jajanan gak jelas itu. Dari masuk mulut sampai dikeluarkan, sepanjang itu pula efek buruk nya membekas," katanya.

Terus gimana solusinya?

Zaidul Akbar pun membagikan informasi, apa yang bakal terjadi saat anak jajan sembarangan. "Sebelum ke perut, kita mulai dulu dari mulut. Di sini aja udah bikin masalah di anak. Saat anak mengunyah, air liur (yang mengandung enzim amilase) mulai memecah karbohidrat di dalam makanan. Itu kalo jajanan yang dimakan tinggi lemak, gula atau pengawet. Porses ini jadi gak optimal," terangnya.

Menurutnya, bakteri di mulut anak juga berkembang biak lebih cepat, bisa bikin plak gigi, infeksi gusi, dan karies gigi. "Inilah mungkin kenapa banyak anak giginya bolong."

Gangguan pada air liur juga bisa bikin anak merasa makanan kurang enak atau hambar, sehingga berkurang nafsu makannya. 

Masuk ke Lambung, Lambung Kesulitan Memecah Lemak Berlebih

Ilustrasi Gerd, sakit lambung

Photo :
  • Pixabay/ Robystarm

Makanan yang tinggi lemak, seperti gorengan atau makanan dengan tekstur krispi atau makanan cepat saji, diyakini Zaidul Akbar akan lebih sulit dicerna oleh lambung, terutama lambung anak. Lambuang anak harus bekerja lebih keras untuk memecah lemak dengan bantuan enzim lipase. 

"Dampaknya, proses pencernaan menjadi lebih lambat, yang bisa bikin perut anak kembung, dan mual yang berkepanjangan. Anak mungkin juga merasa lemas atau lesu setelah makan, karena tubuh menghabiskan banyak energi untuk mencerna makanan yang sulit diproses," katanya. 

Ketidakseimbangan Hormon Pencernaan

Ilustrasi parenting/orangtua dan anak/anak makan.

Photo :
  • Freepik/freepik

Dijelaskan Zaidul, lambung juga mengatur pelepasan hormon pencernaan, seperti ghrelin (hormon yang merangsang rasa lapar) dan gastrin (hormon yang merangsang produksi asam lambung). Makanan yang gak sehat itu dapat mempengaruhi keseimbangan hormon tersebut.

"Dampaknya, anak sulit berhenti makan makanan tinggi gula atau karbohidrat olahan karena lonjakan kadar ghrelin. Ini bisa memicu pola makan berlebihan dan meningkatkan risiko obesitas dan bahkan risiko diabetes," katanya meggambarkan bahayanya.

Penurunan Penyerapan Nutrisi

Obesitas anak.

Photo :

Tak hanya menyebabkan risiko obesitas dan diabetes, Zaidul juga mengatakan proses pencernaan di lambung adalah langkah penting untuk mempersiapkan makanan agar bisa diserap dengan baik di usus, Jika makanan yang dikonsumsi jelek, lambung gak akan bisa memecah dengan baik. 

"Dampaknya, anak mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan, seperti vitamin dan mineral yang kemudian bisa berdampak pada penurunan daya tahan tubuh dan tumbuh kembang yang tidak optimal," terangnya. 

"Itu baru sampai lambaung, belum kita lanjut ke usus halus, usus besarm bahkan sampai di saluran pembuangan itu jajan sembarangan masih bikin masalah," katanya.