Teranostik Digital, Terobosan dalam Penanganan Kanker di Indonesia
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Kanker adalah salah satu penyakit paling mematikan di dunia, menjadi penyebab utama kematian di banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker menyumbang sekitar 10 juta kematian setiap tahunnya di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel abnormal dalam tubuh tumbuh di luar kendali, menyerang jaringan sehat, dan menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).
Berbagai jenis kanker yang umum di antaranya adalah kanker paru-paru, payudara, usus besar, dan prostat, dengan prevalensi yang terus meningkat di negara-negara berkembang. Scroll lebih lanjut.
Kanker dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi predisposisi genetik dan mutasi DNA, sementara faktor eksternal mencakup gaya hidup, paparan bahan kimia berbahaya, radiasi, pola makan tidak sehat, merokok, serta infeksi tertentu (seperti HPV pada kanker serviks). Mengingat kompleksitas penyebabnya, tidak ada satu pun solusi tunggal untuk mencegah kanker, namun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi risikonya, terutama melalui promosi gaya hidup sehat dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini.
Seiring dengan meningkatnya insiden kanker, upaya penanganan penyakit ini terus dikembangkan, baik melalui inovasi medis maupun kebijakan kesehatan masyarakat. Secara garis besar, penanganan kanker terdiri dari beberapa pendekatan, yaitu pencegahan, deteksi dini, pengobatan, serta perawatan paliatif.
Teknologi kedokteran modern telah memungkinkan terciptanya berbagai inovasi dalam penanganan kanker. Salah satu terobosan yang menjanjikan adalah teknologi teranostik (terapi dan diagnostik) berbasis radio nuklir, yang dapat menggabungkan fungsi diagnosis dan pengobatan dalam satu langkah. Ini memungkinkan deteksi yang lebih akurat sekaligus terapi yang lebih tepat sasaran.
Di Indonesia, kemajuan dalam penanganan kanker semakin berkembang dengan adanya kemitraan strategis antara RS Hermina dan United Imaging, sebagaimana diuraikan dalam artikel sebelumnya. Kerja sama ini memungkinkan RS Hermina menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi teranostik digital dalam layanan kanker.
Teknologi tersebut, seperti PET-CT Digital, dirancang untuk deteksi dini dan pengobatan kanker yang lebih akurat. Seperti yang diungkapkan oleh Yulisar Khiat, Wakil Direktur Utama Keuangan dan Strategik PT. Medikaloka Hermina, “Kerja sama ini memungkinkan RS Hermina memberikan layanan penanganan kanker yang lebih optimal dan spesifik.”
Kemitraan ini merupakan langkah maju dalam upaya peningkatan kualitas layanan kanker di Indonesia, mengingat saat ini banyak pasien yang masih harus mencari pengobatan ke luar negeri. Dr. Jusong Xia dari United Imaging juga menegaskan pentingnya menyediakan teknologi medis mutakhir di dalam negeri untuk mengurangi beban ekonomi pasien dan negara. Dengan hadirnya teknologi ini, diharapkan proses diagnosis dan pengobatan kanker di Indonesia dapat dilakukan lebih cepat dan lebih tepat.
Salah satu tantangan besar yang masih dihadapi oleh sistem kesehatan Indonesia adalah kesenjangan distribusi layanan medis, termasuk layanan kanker. Saat ini, sebagian besar layanan kedokteran nuklir dan pengobatan canggih masih terkonsentrasi di Jakarta dan beberapa kota besar, sementara daerah-daerah terpencil belum memiliki akses yang memadai. Dr. Yustia Tuti, Ketua Perhimpunan Kedokteran Nuklir Teranostik Molekular Indonesia, menegaskan pentingnya distribusi yang merata agar seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapatkan akses ke layanan medis berkualitas.
Kemitraan strategis seperti yang dilakukan RS Hermina dan United Imaging memberikan harapan baru bagi penanganan kanker di Indonesia. Dengan teknologi teranostik digital yang memungkinkan deteksi dini dan pengobatan yang lebih presisi, diharapkan kualitas hidup pasien kanker di Indonesia akan semakin meningkat. Upaya semacam ini juga membuka jalan bagi pemerataan layanan medis di seluruh Indonesia, sehingga masyarakat di berbagai wilayah dapat memperoleh akses yang lebih mudah ke pengobatan kanker.