6 Penyakit Jantung yang Tak Perlu Ditangani dengan Operasi Terbuka, Cukup Bedah Minimal Invasif

Ilustrasi operasi jantung.
Sumber :
  • Freepik.

Jakarta, VIVA – Tidak semua penyakit jantung harus ditangani dengan operasi jantung terbuka. Beberapa kondisi seperti penyumbatan pembuluh darah jantung, masalah katup jantung, adanya lubang pada jantung, gangguan irama jantung, tumor jantung hingga pemasangan alat pacu jantung, bisa dilakukan dengan bedah jantung minimal invasif. Apa itu?

Bedah jantung minimal invasif adalah prosedur yang dilakukan melalui satu atau lebih sayatan kecil di tubuh, berbeda dengan operasi jantung terbuka yang biasanya melibatkan satu sayatan panjang di bagian depan dada. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Dalam prosedur ini, ahli bedah menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Alat-alat khusus tersebut kemudian diarahkan di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung. 

Ilustrasi jantung.

Photo :
  • Pixabay

Teknik minimal invasif ini dapat menawarkan keuntungan seperti bekas luka yang lebih sedikit, rasa nyeri yang lebih ringan, dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, yang biasanya memerlukan pemotongan tulang dada untuk mengakses jantung.

Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular, dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD, menjelaskan bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi dan nyeri pasca operasi, dan mempercepat waktu pemulihan. 

“Dengan pendekatan minimal invasif, kami dapat memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi, seperti bisa lebihcepat kembali bekerja,” ujar dr Wirya dalam keterangannya, dikutip Selasa 3 September 2024.

Sementara untuk prosedurnya, dr Wirya menjelaskan, operasi jantung invasif minimal biasanya memakan waktu sekitar 3-5 jam. Lalu, apa saja keunggulan dari bedah minimal invasif ini?

“Pemulihan lebih cepat, lebih sedikit kehilangan darah, bekas luka yang kurang terlihat, menurunkan risiko pendarahan atau infeksi, mengurangi rasa sakit, serta masa rawat inap lebih singkat,” jelasnya.

Direktur Bethsaida Hospital, dr. Pitono, menambahkan, Bethsaida Hospital juga fokus pada pengembangan layanan unggulan, khususnya Heart & Vascular Center. 

“Hal ini berkaitan dengan tingginya angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia. Oleh karena itu, kami sangat bangga bisa menghadirkan layanan bedah jantung minimal invasif yang ditangani oleh dr. WiryaAyu Graha, Sp.BTKV,” paparnya.

“Subsp. JD. Ini adalah salah satu upaya kami untuk terus berinovasi dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan berfokus pada kenyamanan serta keselamatan pasien,” sambungnya.