Filipina Laporkan Kasus Pertama Cacar Monyet 2024, Pasien Tak Ada Riwayat ke Luar Negeri

Cacar monyet
Sumber :
  • times of india

Filipina, VIVA – Filipina mengumumkan kasus pertama Mpox (cacar monyet) untuk tahun ini, menandai kasus ke-10 secara keseluruhan di negara tersebut pada Senin, 19 Agustus 2024.

Kasus baru ini ditemukan di Metro Manila dan terjadi pada seorang pria berusia 33 tahun yang sebelumnya tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Cacar monyet/Monkeypox.

Photo :
  • AP Photo

Konfirmasi kasus ini datang kurang dari seminggu setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menyatakan Mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun. 

Menurut Menteri Kesehatan Filipina, Teodoro Herbosa, pasien saat ini menjalani isolasi dan tidak datang dari negara endemik seperti Afrika.

“Ini adalah kasus seorang pria berusia 33 tahun, warga negara Filipina. Ia tidak memiliki riwayat perjalanan sehingga ia tidak datang dari Afrika atau negara lain. Ia masih menjalani isolasi,” ujar Teodoro Herbosa, dilansir dari Rappler pada Senin, 19 Agustus 2024.

Pasien baru ini mengalami demam lebih dari seminggu lalu, diikuti oleh ruam yang jelas di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, punggung, tengkuk, badan, selangkangan, serta telapak tangan dan kaki. 

Gejala umum Mpox meliputi ruam kulit atau lesi mukosa yang dapat muncul selama dua hingga empat minggu. 

Asisten Sekretaris Kesehatan Albert Francis Domingo menjelaskan bahwa ruam Mpox awalnya berupa lepuh kecil berisi air yang kemudian berkembang menjadi lepuh berisi nanah, berbeda dari cacar air.

“Seperti melepuh. Awalnya berupa lepuh kecil berisi air, tapi bedanya dengan cacar air, setelah beberapa lama, lepuh tersebut akan terisi dengan nanah,” ungkapnya.

Gejala Mpox juga dapat mencakup gatal atau nyeri pada ruam, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, energi rendah, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Untuk pengujian dan diagnosis, DOH merekomendasikan beberapa rumah sakit besar, seperti Lembaga Penelitian Kedokteran Tropis dan Rumah Sakit San Lazaro.

Dalam seminggu terakhir, DOH menerima lima rujukan pasien yang diduga menderita Mpox, namun hanya kasus pria berusia 33 tahun yang terbukti positif terinfeksi virus tersebut. 

Menteri Herbosa menegaskan bahwa perawatan Mpox umumnya bersifat suportif. Meskipun obat antivirus tersedia, pasien biasanya memerlukan obat untuk demam, nyeri otot, dan obat topikal untuk lesi.

DOH menyatakan bahwa Filipina tidak memerlukan fasilitas karantina khusus untuk perawatan Mpox. Pasien dapat tetap terisolasi di rumah atau dirawat di rumah sakit sesuai dengan saran dokter. Proses penyembuhan memerlukan waktu sekitar dua hingga empat minggu hingga koreng lesi terlepas.

Dengan adanya kasus baru ini, pihak berwenang di Filipina terus meningkatkan kewaspadaan dan memantau situasi Mpox untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.