Bakal Dipasarkan ke 30 Negara, Indonesia Uji Coba Obat GERD Fexuprazan
- Pexels/sora shimazaki
Jakarta, VIVA – Ahli gastroenterologi ternama, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, bersama tim Key Opinion Leaders (KOL) Indonesia akan memulai uji coba Fexuprazan, yang bertujuan untuk mengevaluasi penyembuhan gejala dan keamanan pada pasien Indonesia yang menderita Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD).
Fexuprazan, obat baru ke-34 dari Korea Selatan yang dikembangkan oleh Daewoong Pharmaceutical, adalah Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB) yang memberikan pereda gejala secara cepat sejak dosis pertama, menghilangkan kebutuhan akan aktivasi yang dimediasi asam yang diperlukan oleh Proton Pump Inhibitors (PPI). Scroll untuk info selengkapnya!
Fitur ini mengatasi keterbatasan umum PPI, seperti permulaan kerja yang tertunda dan penekanan asam yang tidak lengkap. Uji klinis Fase 3 terkini di Korea Selatan menunjukkan bahwa Fexuprazan lebih efektif daripada esomeprazole, dengan lebih banyak pasien yang mengalami perbaikan gejala dalam beberapa hari pertama pengobatan.
Selain itu, perpanjangan waktu paruh Fexuprazan sebesar 9 jam mendukung peningkatan pengendalian gejala malam hari, yang sangat penting untuk kenyamanan dan pemulihan pasien.
Investigator-initiated trial (IIT) ini menerima Investigational New Drug (IND) pada 23 Juli 2024 dan akan dilaksanakan di tiga lokasi di Jakarta, yaitu Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Rumah Sakit Islam Cempaka Putih (RSI Cempaka Putih), dan Rumah Sakit Menteng Mitra Afia (RSMMA).
Lokasi tersebut dipilih untuk memastikan representasi pasien Indonesia yang luas dan beragam, yang penting untuk data komprehensif tentang kemanjuran Fexuprazan di berbagai demografi.
Dibandingkan dengan terapi yang ada, Fexuprazan diyakini dapat secara signifikan memperbaiki pengendalian gejala, seperti nyeri ulu hati dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Uji coba ini juga menggarisbawahi komitmen KOL Indonesia untuk mengatasi kebutuhan medis yang belum terpenuhi melalui penelitian inovatif.
"Hasil penelitian dari uji klinis ini tidak hanya akan mendefinisikan kembali pengobatan GERD di Indonesia, tetapi juga menetapkan tolak ukur untuk standar perawatan pasien secara nasional. Penelitian ini, yang berakar kuat pada kebutuhan lokal, bertujuan untuk meningkatkan praktik perawatan kesehatan dan memastikan bahwa masyarakat kita memperoleh manfaat langsung dari kemajuan global dalam bidang kedokteran,” ujar Prof Ari dalam keterangannya, dikutip Kamis 15 Agustus 2024.
Seongsoo Park, CEO Daewoong Pharmaceutical, menambahkan, kolaborasi dengan para peneliti Indonesia tidak hanya mendorong inovasi medis, tetapi juga menjawab kebutuhan kesehatan khusus penduduk Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan perawatan pasien melalui perawatan inovatif seperti Fexuprazan,” ungkapnya.
Hingga Juli 2024, Fexuprazan, telah memasuki atau akan memasuki pasar di 30 negara, termasuk Korea, Filipina, Meksiko, Ekuador, dan Chili. Aplikasi pasar telah diajukan di 11 negara, termasuk Tiongkok, Brasil, dan Arab Saudi. Termasuk 14 negara seperti India dan UEA, di mana kontrak ekspor telah ditandatangani, Fexuprazan siap memasuki total 30 negara.