Apa Itu Hoarding Disorder? Bikin Penghuni Kos Diusir Karena Timbun Sampah di Kamar
- A&E
VIVA Lifestyle – Hoarding disorder baru-baru ini menjadi topik yang hangat diperbincangkan di media sosial. Hal tersebut lantaran video viral yang memperlihatkan pengusiran terhadap penghuni kos-kosan yang mengidap hoarding disorder.
Dalam video viral yang diunggah di akun Instagram @lambe_turah memperlihatkan aksi seorang wanita paruh baya yang merupakan pemilik atau ibu kos, menggerebek salah satu kamar kos miliknya. Scroll untuk info lebih lanjut, yuk!
Lalu, saat ibu kos melakukan penggerebekan, seorang pria tampak dari dalam kamar yang penuh sampah dan sangat berantakan. Hal ini lantas membuat sang pemilik kos terkejut dan berusaha untuk mengontrol emosinya agar tidak terdengar hingga ke tetangganya.
Kemudian dalam video itu, pemilik kos meminta sang penyewa kamar untuk segera merapikan ruangan dan segera meninggalkan kamar kosnya. "Kamu beresin yang jelas pagi kamu sudah g di sini," kata sang pemilik ibu kos dikutip VIVA pada Rabu, 17 Juli 2024.
Menurut keterangan yang dihimpun, diketahui bahwa penghuni kamar tersebut menderita gangguan kejiwaan bernama hoarding disorder. Apa itu?
Melansir dari Mayo Clinic, hoarding disorder adalah gangguan di mana pengidapnya mengalami kesulitan untuk membuang atau melepaskan benda-benda karena mereka yakin bahwa mereka perlu menyimpannya. Pengidapnya mungkin merasa stres saat memikirkan untuk membuang barang-barang tersebut.
Lalu, secara bertahap, pengidap hoarding disorder ini terus menyimpan atau mengumpulkan sejumlah besar barang, tanpa mempedulikan nilai sebenarnya. Bagaimana gejalanya?
Gejala Hoarding Disorder
Ada beberapa gejala hoarding disorder yang perlu diperhatikan. Di antaranya;
1. Kesulitan untuk Membuang Barang
Orang dengan hoarding disorder mengalami kesulitan atau keengganan yang signifikan untuk membuang barang-barang yang sudah tidak berguna atau tidak dibutuhkan lagi. Mereka sering merasa bahwa barang-barang tersebut memiliki nilai penting atau sentimental yang tinggi.
2. Akumulasi Barang yang Tidak Terkendali
Individu dengan hoarding disorder cenderung terus mengumpulkan barang-barang baru tanpa mempertimbangkan ruang atau kepraktisan. Hal ini menyebabkan akumulasi barang yang berlebihan di dalam rumah atau area lainnya.
3. Kesulitan Mengorganisir Barang
Orang dengan gangguan ini juga seringkali mengalami kesulitan dalam mengorganisir barang-barang mereka. Barang-barang yang ditimbun biasanya tidak diatur dengan rapi dan sulit diakses.
4. Kepadatan Ruang yang Berlebihan
Rumah atau ruangan di mana orang dengan gangguan penimbunan tinggal sering kali menjadi sangat penuh dengan barang-barang, hingga menyulitkan pergerakan dan penggunaan ruang untuk tujuan yang seharusnya.
5. Kehilangan Fungsi Ruangan
Tinggal di ruangan dengan barang-barang menumpuk di berbagai tempat, membuat tempat tinggalnya mungkin tidak lagi bisa digunakan sesuai dengan fungsi sebenarnya. Misalnya, dapur tidak dapat digunakan untuk memasak karena terlalu banyak barang di atas meja atau kompor.
Sampai saat ini, belum jelas apa yang menyebabkan seseorang mengalami hoarding disorder. Genetika, fungsi otak, dan peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres sedang diteliti sebagai kemungkinan penyebabnya.
Jika kamu atau orang yang kamu sayangi mengalami gejala gangguan tersebut, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan yang memiliki keahlian dalam mendiagnosis dan mengobatinya.