Benarkah Migrain Lebih Sering Menyerang Usia 30 Tahun? Ini Faktanya Menurut Dokter

Ilustrasi sakit kepala/demam.
Sumber :
  • Pexels/Andrea Piacquadio

VIVA – Migrain memang identik dengan rasa sakit kepala berdenyut yang mengganggu. Migrain biasanya menyerang satu sisi kepala dan dapat berlangsung selama beberapa jam, bahkan hingga berhari-hari. Intensitasnya pun bisa begitu parah hingga membuat penderitanya sulit beraktivitas.

Banyak orang beranggapan bahwa migrain hanya menyerang orang yang sudah berusia di atas 30 tahun saja. Faktanya, dr. Andre, Sp. N, Dokter Spesialis Neurologi RS Pondok Indah – Pondok Indah, menjelaskan bahwa migrain sering terjadi pada usia 20 hingga 40 tahun dengan puncaknya di usia 30 tahun.

Ilustrasi stres/sakit kepala/pusing.

Photo :
  • Freepik/freepik

“Migrain adalah nyeri kepala yang menurut penelitian paling banyak diderita oleh usia 20 hingga 40 tahun dengan puncaknya itu biasanya terjadi di usia 30 tahun,” ucap dr. Andre dalam Media Interview RS Pondok Indah Group, Selasa 25 Juni 2024.

dr Andre menjelaskan bahwa frekuensi migrain cenderung menurun setelah usia 50 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa prevalensi migrain menurun pada kelompok usia yang lebih tua

“Semakin bertambah usia nanti di umur 50 an akan lagi jarang lagi untuk seseorang mengalami migrain. Jadi memang usia lebih banyak ditemukan pada usia 30 tahun,” ujarnya.

Menurutnya, migrain lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini terutama disebabkan oleh perubahan hormon yang dialami wanita selama masa reproduksi

“Penyakit migrain ini seringkali dikaitkan dengan wanita karena perubahan hormonnya. Jadi memang benar, migrain sering terjadi di usia 20 sampai 30 tahun awal pertama kali mengalami migrain,” jelasnya.

dr. Andre juga menganjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter jika migrain yang menyerang sudah cukup parah dan mengganggu aktivitas.

“Makannya harus konsultasi ke dokter. Nantinya dokter tidak hanya memberikan obat untuk meredakan nyeri. Tapi obat profilaksis sehingga tidak kambuh lagi. Dan obat ini tidak bisa dikonsumsi sembarangan, serta harus ada resep dari dokter,” pungkasnya.