Rahasia Bahagia di Usia 50-an, Lakukan Kegiatan Ini

Ilustrasi Lansia Bahagia
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle  –  Banyak orang yang mulai merenungkan perjalanan hidup saat menginjak usia 50-an. Lantaran sudah merasakan asam garam kehidupan mulai dari berbagai pengalaman berharga, kegagalan, kejayaan dan lebih memahami diri sendiri. 

Tak jarang, para kakek-nenek ini acap muncul perasaan bosan, hampa, stres, bahkan depresi. Penyebabnya bisa dari berbagai faktor, seperti rutinitas yang monoton, tidak ada teman mengobrol karena anak-anak sudah mandiri dan berpisah tempat tinggal, merasa kesepian dan sebagainya. 

Kalangan usia 50-an kerap merasa khawatir dan gelisah terkait masa depan, kesehatan, dan perubahan yang mungkin terjadi. Alhasil mereka mengalami berkurangnya gairah dalam menjalani hari demi hari. 

Padahal jika dilihat dengan pemikiran positif bahwa usia 50-an menjadi titik balik untuk mulai menciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri maupun bersama pasangan. Misalnya mulai melakukan hobi yang tak sempat dilakoni saat masih muda, mencoba berbagai hal baru, mengejar mimpi yang tertunda dan sebagainya.

Ilustrasi Lansia Bahagia

Photo :
  • Freepik

Mengutip apia.com, beberapa kegiatan ini bisa dilakukan kalangan usia 50-an supaya tetap bahagia sehingga dapat menikmati hidup sepenuhnya. Simak ulasannya berikut ini, ya!

Bahagia di Usia 50-an

1. Tetap Menjaga Kebugaran

Kebahagiaan bisa didapatkan dengan menjaga kesehatan tubuh. Dengan badan yang fit memudahkan untuk melakukan berbagai aktivitas fisik dan hobi kesukaan guna meningkatkan suasana hati lebih gembira. 

Menjaga kebugaran sekaligus jadi cara meningkatkan kualitas hidup dan membuat panjang umur. Usaha supaya tubuh tetap bergerak dengan menjalani aktivitas ringan. 

2. Menjalani Usia Senja dengan Optimisme

Penelitian mengungkapkan bahwa sikap optimisme terhadap kehidupan berdampak besar pada kebahagiaan. Optimisme ini diimplementasikan dengan memandang penuaan dengan penuh positive thinking (berpikir positif) serta meningkatkan rasa bersyukur. 

Dengan menanamkan sikap optimisme maka orang-orang yang memasuki usia 50-an akan lebih bahagia dalam menjalani masa tuanya, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan lebih baik.

Ilustrasi Lansia Bahagia

Photo :
  • Freepik

3. Menjalin Hubungan Sosial

Sebagai makhluk sosial, seseorang tetap membutuhkan interaksi sampai tua. Sehingga di usia 50-an pun tetap disarankan untuk membina dan memelihara hubungan dengan orang lain. Langkah itu untuk menghindari munculnya rasa kesepian dan isolasi atau mengurung diri yang berpotensi menurunkan tingkat harapan hidup. 

Usahakan untuk keluar rumah sesekali untuk berjumpa dengan tetangga, kerabat, maupun komunitas. Dengan bertemu individu lain dapat memberikan kebahagiaan atas canda tawa, pengalaman menarik, dan cerita lainnya dari proses komunikasi yang terbangun.

4. Istirahat Cukup dan Konsumsi Makanan Bergizi

Tidur yang cukup sangat penting untuk kesejahteraan di usia 50-an. Kalangan lansia dengan durasi istirahat kurang akan rentan menderita penyakit yang mengakibatkan menurunkan kualitas hidup. Sehingga muncul kekhawatiran dan kecemasan terhadap kondisi kesehatannya yang justru membuat penyakit bertambah buruk dan mulai hilang rasa bahagia.

Selain itu, penting bagi lansia memperhatikan asupan nutrisi yang bergizi. Tiga kunci pola makan sehat di usia 50-an adalah mengonsumsi makanan segar, perbanyakan sayur, dan hindari porsi makan terlalu besar.

Ilustrasi Bahagia

Photo :
  • pixabay

5. Memelihara Hewan di Rumah

Bahagia terjadi ketika tubuh melepaskan hormon oksitosin yang dipengaruhi kontak fisik, seperti sentuhan. Di usia 50-an, mereka jarang mendapatkan hal tersebut lantaran sudah jauh dari anak, saudara hingga teman yang memberikan kehangatan.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan sentuhan adalah memelihara hewan. Penelitian menunjukkan bahwa pemilik hewan peliharaan hidup lebih lama, mendorong rasa tenang dan bahagia.

6. Menerima Kematian Sebagai Takdir Manusia

Banyak kalangan usia 50-an yang merasa tidak bahagia karena memikirkan kematian secara berlebihan (overthinking). Entah karena perasaan takut, cemas atau khawatir. Padahal kematian adalah bagian kehidupan yang tak terhindarkan.

Jadi, seyogyanya kematian menjadi motivasi diri sendiri untuk menjalani kehidupan yang lebih penuh makna dan menebar manfaatkan untuk sesama atas apa yang dimiliki. Berdamailah dengan kematian yang merupakan takdir bagi seluruh umat manusia. Lakukan meditasi untuk bisa menerima kematian nantinya.