Jamaah Haji Perlu Waspada Cuaca Panas Ekstrem di Tanah Suci, Ini Penyakit yang Rentan Mengintai

Jamaah haji berihram
Sumber :
  • Media Center Haji 2024

JAKARTA  – Menjelang puncak musim haji yang berlangsung sebentar lagi, Kota Makkah justru tengah menghadapi cuaca panas ekstrem dengan suhu di atas 40 derajat celsius. Sebab itu, para jamaah haji diimbau untuk lebih waspada dengan risiko-risiko kesehatan yang disebabkan oleh panas ekstrem.

Indonesia sendiri mengirim 241.000 jamaah haji tahun ini dan lebih dari 45.000 di antaranya lanjut usia (lansia). Selain itu, 76 persen dari jamaah haji Indonesia juga memiliki risiko tinggi, mulai dari segi usia, maupun penyakit bawaan.

Terkait dengan ini, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) DR Dr Syarief Hasan Lutfie, SpKFR, MARS, AIFO–K, mengingatkan para jamaah haji agar lebih waspada dengan cuaca panas ekstrem. Sebab, hal tersebut bisa menimbulkan masalah kesehatan serius bila tidak dicegah dan ditangani.

"Cuaca panas sangat berisiko pada jamaah haji yang mempunyai komorbid, seperti hipertensi, masalah paru, jantung, itu sangat berisiko," ujar dr Syarief dalam Media Briefing virtual pada Jumat 7 Juni 2024.

Ketua Pengurus Pusat PERDOKHI Dr Syarief Hasan Lutfie

Photo :
  • Tangkapan layar

Beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami jamaah haji di tengah cuaca panas ekstrem yakni kelelahan, dehidrasi, hingga heatstroke. "Dengan suhu tinggi seperti itu, jamaah mudah sekali merasa dehidrasi, kelelahan, baik hectic general, hectic otot, itu kasus-kasus yang sangat mungkin. Kemudian, imun menurun tapi aktivitas berjalan kaki tinggi, itu berisiko memicu kejadian fatal," jelasnya.

Masalah kesehatan lainnya yang dapat mengganggu ibadah haji akibat cuaca panas ekstrem yakni gangguan ambang kewaspadaan, kesadaran psikologi yang terganggu seperti disorientasi, merasa kebingungan, tersesat, hingga keluhan seperti pusing, mual, gangguan keseimbangan tubuh sehingga mudah jatuh.

Jadi, kata dr Syarief, penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan mencukupi kebutuhan cairan. Sebab, bila tidak, akan sangat membahayakan, utamanya untuk jemaah haji dengan komorbid maupun yang lansia.

"Komplikasi yang sering muncul adalah dehidrasi, kekurangan cairan. Ini berisiko pada jiwanya dan komorbid yang dibawanya, karena bisa menambah beban berat jantung," kata dr Syarief.

Selain mencukupi kebutuhan cairan, penting juga untuk makan makanan yang sehat dan cukup kalori demi mencegah kelelahan di tengah aktivitas padat melakukan ibadah haji. "Tidur dan istirahat yang cukup agar energi dapat terjaga, kemudian juga tidak terburu-buru selama menjalani ibadah haji," imbau dr Syarief.

Imbauan lainnya kepada para jamaah haji yakni sebaiknya menghindari paparan sinar matahari langsung dengan menggunakan payung berwarna terang dan berteduh. "Pantau kondisi tubuh secara rutin, terutama bagi yang mengidap diabetes, hipertensi, dan kondisi kesehatan lainnya."