dr Tirta Sebut Anak Muda Rentan Diabetes dan Cuci Darah, Kok Bisa?

dr. Tirta
Sumber :
  • Instagram/@dr.tirta

VIVA Lifestyle –  dr. Tirta menyampaikan penyebab utama anak muda rentan diabetes bukan karena nasi tetapi kebiasaan minum minuman manis.   Akibatnya muncul fenomena cuci darah di usia 25 sampai 35-an

Diabetes adalah penyakit yang tidak kenal usia. Tak heran menjadi penyebab kematian ketiga di Indonesia. Melansir Kementerian Indonesia, International Diabetes Federation (IDF) terus meningkat mencapai 643 juta di tahun 2030. Bahkan jumlahnya kian bertambah hingga tahun 2045 sebanyak 783 juta. Scroll lebih lanjut ya.

Ciri utama diabetes adalah meningkatkan kadar gula darah atau glukosa dalam tubuh melebihi batas normal. Sehingga terjadi penumpukan glukosa pada aliran darah. Kadar gula darah normal berada di bawah 100 mg/dL.

Dokter Tirta

Photo :
  • Instagram

Saat posdcat bersama Praz Teguh, dr. Tirta mengungkapkan banyak anak muda yang sudah mengidap diabetes. Faktor risiko diabetes bisa dari genetik (keturunan), usia, dan gaya hidup. 

Banyak yang mengira bahwa pemicu utama gula darah naik karena nasi. Faktanya bukan nasi yang menyebabkan orang usia 20-an tahun menderita diabetes. 

Asumsi tersebut disangkal keras oleh dr. Tirta. Penyebab utama diabetes adalah kebiasaan mengonsumsi minuman manis instan dalam kemasan botol. 

"Bayangkan dalam satu botol minuman manis itu (kadar) gulanya bisa sampai 20 gram-an bro. Efeknya baru terasa saat mereka umur 35-40 tahun tiba-tiba cuci darah," ujarnya. 

Jumlah gula dalam minuman manis tersebut hampir setengah dari batas konsumsi gula harian yang disarankan Kementerian Kesehatan RI, yakni sebanyak 50 gram atau setara empat sendok makan. 

Imbasnya muncul tren cuci darah pada usia 25 sampai 35 tahun. Dari pernyataan penyintas diketahui mempunyai riwayat sering mengonsumsi minuman manis kemasan botol. Jadi, keliru jika terus menyalahkan nasi menjadi penyebab utama diabetes. 

Menurut dr. Tirta, manusia tetap membutuhkan nasi sebagai sumber energi. Nasi mengandung karbohidrat kompleks yang dapat diubah menjadi glukosa sebagai bahan bakar sistem metabolisme tubuh. 

"Semua gula itu energi. Gula itu kita punya pilihan untuk intake-nya dari mana. Kalau kita sudah memakan gula dari nasi, jangan meminum minuman yang mengandung gula," jelasnya. 

Zat magnesium pada turut memberikan dampak baik terhadap tubuh. Magnesium berperan membentuk struktur tulang dan mengatur kontraksi otot.