2045, Jumlah Lansia di Indonesia Dipredksi Membludak Lebih dari 50 Juta Jiwa

Ilustrasi Lansia
Sumber :
  • Pixabay/ TusitaStudio

JAKARTA  – Jumlah lansia di Indonesia diprediksi akan meningkat hampir dua kali lipat di tahun 2045. Kementerian Kesehatan sendiri menyebut akan ada lebih dari 50 juta lansia di tahun 2045 mendatang.

"Tahun lalu lansia di Indonesia ada 28,9 juta. Diprediksi 2045 jumlahnya lebih dari 50 juta lansia. Angka ini bahkan lebih banyak dibanding di negara lain," kata Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan, dr. Nida Rohmawati dalam acara peluncuran Lifree produk popok pertama dan satu-satunya di Indonesia dengan 100 persen bahan bersikulasi Menuju Nol Dekubitus, di Hotel Mulia Senayan Jakarta, Rabu 29 Mei 2024.

Nida menjelaskan bahwa secara nasional saat ini ada 8 provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah lansia terbanyak lebih dari 10 persen. Daerah tersebut meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta yang tercatat sebesar 16 persen. Kemduaian disusul Jawa Timur dengan prevalensi 15,75 persen. Disusul Jawa Tengah sebesar 15 persen, Bali dengan prevalensi sebesar 13,97 persen.

Lalu di wilayah Sulawesi Tengah sebesar 13,7 persen. Disusul Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Lampung.

Nida mengungkap potensi peningkatan jumlah lansia di tahun 2045 ini perlu diantisipasi. Terlebih tentang bagaimana Indonesia siap ketahanan bangsa Indonesia dalam menghadapi aging population. 

"Ini yang perlu kita canangkan di hari lansia nasional bagaimana lansia terawat dan bermatabat. Tentu saja ini jadi tantanganbaik pemerintah dan pihak swasta, bagi keluarga juga ini tantangan. Dimana usia produktif yang harusnya mencari nafkah dan membangun negara justru harus mengurus lansia jika tidak terawat dengan baik," kata dia.

Lansia dan Dekubitus 

Prediksi peningkatan lansia di tahun 2045 yang mencapai lebih dari 50 juta juga diiringi dengan risiko luka dekubitus. Dekubitus adalah cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan pada kulit.

Spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika, dr. Rinadewi Astriningrum, Sp.D.V.E Subsp.D.A mengatakan lansia dengan kondisi tirah baring yang mobilitasnya terbatas memiliki risiko terkena luba dekubitus lebih tinggi. Hal ini lantaran adanya tekanan pada area tubuh yangsama dalam jangka waktu yang lama. 

“Hal ini dapat diperparah jika menggunakan popok dengan sirkulasi udara yang tidak baik. Sebab kulit menjadi pengap dan rentan terhadap iritasi. Oleh karena itu, popok yang sirkulasi udaranya baik efektif untuk mencegah terjadinya luka dekubitus,” kata dia.