Deretan Penyakit Ini Rentan Dialami Jemaah Haji dan Umrah, Wajib Vaksin Sebelum ke Tanah Suci!

Penanganan Jemaah Haji Sakit di KKHI PPIH Mekkah
Sumber :
  • Bahauddin/MCH2019

JAKARTA  –   PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bersama anak usahanya, PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis), dan PERALMUNI (Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia) mengadakan Media Discussion Kalbe Academia for Media. Inisiatif ini merupakan bagian dari Kalventis Vaccine Summit dalam rangka perayaan Pekan Imunisasi Dunia atau World Immunization Week (WIW).

Tema “Umrah Sehat, Aman, dan Nyaman melalui Vaksinasi” merupakan bentuk kepedulian Kalbe dan Kalventis dalam meningkatkan awareness mengenai pentingnya vaksinasi menjelang ibadah umrah dan selaras dengan komitmen menyehatkan masyarakat Indonesia. Umrah sendiri diminati banyak masyarakat muslim di Indonesia karena biaya yang lebih terjangkau, jadwal yang lebih fleksibel, dan tidak tergantung pada kuota.

“Salah satu bentuk komitmen Kalventis dalam meneruskan inisiatif keberlanjutan Kalbe adalah kolaborasi dan edukasi terkait manfaat vaksinasi. Kami percaya hal ini dapat mendukung upaya cakupan vaksinasi untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif. Kami berharap media discussion bersama PERALMUNI dan para ahli dapat meningkatkan kepedulian berbagai pihak, termasuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi bagi para jemaah umrah agar tetap prima menjelang ibadah di Tanah Suci hingga kembali ke Indonesia,” ujar Presiden Direktur PT Kalventis Sinergi Farma, Ridwan Ong, dalam Media Discussion Kalbe Academia for Media.

Berdasarkan data Kementerian Agama RI, sebanyak 1.368.616 jemaah umrah dari Indonesia pada tahun 2023, dari jumlah tersebut sebagian besar adalah jemaah umrah berusia dewasa dan lansia, yang memiliki penyakit komorbid seperti riwayat penyakit jantung, asma, diabetes, hipertensi dan penyakit kronis lainnya. Oleh karena itu, risiko gangguan kesehatan saat menjalani ibadah menjadi lebih tinggi. Maka, jemaah umrah perlu persiapan dan perlindungan khusus untuk menjaga kondisi tubuh yang sehat, agar ibadah umrah berjalan lancar, aman, dan nyaman. 

“Masyarakat Indonesia pada umumnya mempunyai predisposing faktor penyakit tidak menular dan beberapa penyakit menular, termasuk jemaah umrah terutama mereka yang berusia dewasa dan lansia. Pada saat berada di Tanah Suci mereka akan bertemu dengan orang-orang yang berasal dari berbagai negara didunia yang mungkin juga mempunyai faktor risiko penyakit, berdesak-desakan, berada pada kepadatan tinggi, iklim yang berbeda dan kadang ekstrem, kelelahan, yang menyebabkan risiko terjadinya gangguan kesehatan atau sakit berat, akibat penyakit menular maupun tidak menular. Oleh karena itu perilaku hidup bersih dan sehat, serta upaya pencegahan penyakit sangat diperlukan, agar tubuh kita terlindungi,” ungkap Kepala KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini, SKM, MKM.

Sejumlah upaya dapat dilakukan untuk mengatasi risiko penyakit menular dan tidak menular menjelang umrah. Beberapa di antaranya, mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter untuk jemaah umrah yang memiliki penyakit, menjalankan protokol kesehatan (perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS), minum air yang cukup dan asupan makanan dengan gizi seimbang. Selain itu, demi memastikan ibadah haji dan umrah berjalan lancar dan jemaah tetap sehat, Pemerintah Indonesia beserta berbagai instansi terkait rutin melakukan edukasi PHBS, pengecekan kesehatan, hingga vaksinasi sebelum keberangkatan. Dorongan hingga imbauan vaksinasi juga dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi sebab vaksinasi terbukti efektif untuk mencegah paparan penyakit menular, di antaranya vaksin meningitis dan influenza.

Di sisi lain, Ahli Neurologi Anak, Dr. dr. R. A. Setyo Handryastuti, Sp.A(K)., mengungkapkan, berdasarkan data pada bulan Januari 2023, terdapat dua kasus meningococcal meningitis yang dilaporkan di Riyadh. Sedangkan pada tahun 2022, terdapat total 12 kasus meningococcal meningitis yang dilaporkan di seluruh Arab Saudi. Meningitis atau radang selaput otak merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh penyakit meningokokus invasif (IMD). Gejala klinik spesifik dari penyakit ini ialah pasien merasakan sakit di kaki, dingin di tangan dan kaki, perubahan warna kulit abnormal seperti pucat atau bintik-bintik. Namun, IMD berkembang pesat dari gejala non-spesifik, menyebabkan konsekuensi yang parah dan mengancam jiwa dalam waktu 15-24 jam. Bahkan, IMD sulit didiagnosis secara dini. 

“Gejala non-spesifik terjadi dalam 4–12 jam, seperti demam, gelisah, gejala gastrointestinal, dan sakit tenggorokan. Dalam 12–15 jam, terjadi ruam hemoragik, nyeri leher, meningismus, fotofobia. Kondisi selanjutnya, pada 15–24 jam, terjadi kebingungan atau delirium, kejang, tidak sadarkan diri, hingga berisiko mengancam jiwa.” jelas Dr. dr. R. A. Setyo Handryastuti, Sp.A(K).

Selain Meningitis, Waspada Influenza

Petugas kesehatan merawat jemaah haji Indonesia yang sakit.

Photo :
  • MCH 2023 | Lutfi Dwi Pujiastuti

Selain terdapat risiko bahaya penyakit meningitis pada jemaah umrah, penyakit influenza juga perlu diwaspadai karena menjadi kuman infeksi saluran napas. Selama beberapa tahun terakhir infeksi saluran napas merupakan penyakit paling sering untuk jemaah Indonesia selama penyelenggaraan ibadah Haji di Arab Saudi. Studi di Arab Saudi menunjukkan  sekitar 60 persen jemaah yang berkonsultasi di Klinik Primer Mina datang dengan keluhan infeksi saluran napas. Untuk jemaah yang dirawat inap di rumah sakit hampir 40 persen disebabkan pneumonia, bahkan jemaah yang dirawat ICU 67 persen disebabkan infeksi saluran napas. Berdasarkan hasil studi Balkhy yang dilakukan pada 500 pasien jemaah haji, ditemukan bahwa sebanyak 56 persen jemaah dengan infeksi saluran napas terbukti disebabkan virus influenza.

“Ketika flu menyerang orang dengan usia senior dan memiliki penyakit komorbid, dapat berisiko berat. ISPA dan pneumonia pun masih menjadi penyakit terbanyak yang ditemui pada jemaah haji Indonesia selama penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi pada Tahun 2023. Inilah pentingnya jemaah membutuhkan vaksin influenza untuk memberikan proteksi diri selama menunaikan ibadah umrah,” tutur Ketua Umum PP PERDOKHI (Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia), Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R, MARS, AIFO-K.

Di akhir media discussion, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, Ketua PERALMUNI mengimbau masyarakat Indonesia yang berencana untuk ibadah umrah ke Tanah Suci agar melindungi diri  sebelum perjalanan dengan vaksinasi yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Vaksinasi juga memberikan manfaat yang tak kalah penting yaitu saling melindungi satu sama lain serta diharapkan jemaah umrah tetap sehat saat kembali ke tanah air. Masyarakat dapat secara aktif meminta layanan vaksinasi kepada dokter dan fasilitas kesehatan atau melalui agen travel yang mengurus keberangkatan umrah.