Soal Program Susu dan Makan Siang Gratis, Pakar Kesehatan: Sangat Relevan dan Sesuai Kebutuhan
- Freepik
VIVA Lifestye – Janji politik bidang kesehatan dari ketiga pasang calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024 ini sebenarnya merupakan hak mendasar rakyat yang sudah sepatutnya dipenuhi negara. Hal ini ditegaskan Peneliti KedokteranKomunitas dan Ketua dari Health Collaborative Center (HCC) Ray Wagiu Basrowi melalui laman resmi di akun media sosialnya.
Menurut Ray, janji kesehatan seperti memberikan daycare, susu dan makan siang gratis serta menyiapkan 1 fasilitas kesehatan tiap desa seluruh Indonesia sejatinya adalah hak mendasar yang wajib dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Scroll lebih lanjut ya.
"Hak kesehatan ini diamanatkan konstitusi negara, sehingga janji politik para paslon adalah menegaskan komitmen untuk mengembalikan hak rakyat yang memang belum terpenuhi selama 78 tahun Indonesia merdeka. Jadi seyogyanya memang ini bukan semata janji kampanye, tetapi janji memenuhi hak kesehatan rakyat Indonesia,” ungkap pengajar di Kedokteran Kerja FKUI ini.
Ray menegaskan, fokus utama janji politik bidang kesehatan dari masing-masing paslon memang sarat manfaat dan berpotensi meningkatkan status kesehatan bangsa secara signifikan. Dirinya mencontohkan program 1 Desa 1 Faskes dan Nakes dari paslon nomor 3 misalnya, yang merupakan model pendekatan kesehatan komuntias yang telah terbukti lewat berbagai bukti epidemiologis yang sahih.
“Di negara maju akses terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan hingga di tingkat komuntias terkecil dapat membentuk negara sehat yang makmur, menekan tingkat kematian atau mortalitas seperti Angka Kematian Ibu dan Bayi yang masih tinggi di Indonesia serta meningkatkan kesuksesan program imunisasi,” ujarnya dikutip dari akun instagram nya @ray.w.basrowi.
Begitupun program susu dan makan siang gratis yang menurut Ray sebenarnya sangat relevan dan sesuai kebutuhan.
"Karena program intervensi gizi pada anak sekolah dapat mencegah gizi buruk yang masih tinggi dimana hal ini bila tidak diintervensi secara masif akan mengakibatkan meningkatnya jumlah populasi anak sekolah dasar yang memiliki working memory score yang rendah, dan mengganggu prestasi sekolah,” kata Ray.
Sama halnya dengan program daycare gratis yang menurut Ray dapat meningkatkan keberhasilan ASI Eksklusif terutama dikalangan pekerja perempuan dan buruh yang harus kembali bekerja dari cuti melahirkan dan meninggalkan bayinya di rumah. Hal ini yang terjadi saat ini, dimana buruh perempuan hanya 19 persen yang berhasil ASI eksklusif dan mengakibatkan kesehatan jiwa, kebahagiaan dan produktivitasnya juga menurun.
Ray yang juga merupakan inisiator Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa ini menekankan,tiga program ini sangat signifikan berdampak bagi populasi rentang di komunitas bangsa, sehingga idealnya bisa diterapkan sekaligus oleh siapa pun paslon yang terpilih nantinya.
"Tentu saja bisa dimodifikasi sesuai ketersediaan anggaran negara dan kemampuan sistem kesehatan nasional. Namun ini momentum yang baik untuk memastikan agar hak kesehatan rakyat Indonesia bisa terpenuhi,” ujarnya.
Pentingnya kekuatan dan kemandirian di sektor kesehatan pasca pandemi Covid-19 harus menjadi prioritas nasional dan berharap agar paslon yang terpilih dapat mewujudkan cita-cita kesehatan nasional.