Suka Pijat Leher dan Punggung Saat Nyeri Bahu dan Leher? Waspadai Risiko Lumpuh
- Pexels/Andrea Piacquadio
JAKARTA – Nyeri pada leher dan bahu umum dialami oleh setiap masyarakat. Gejala nyeri bahu dan leher itu umumnya kita rasakan di waktu-waktu tertentu.
Usai melakukan aktivitas yang statis dalam waktu lama seperti bekerja di depan laptop atau komputer. Atau bahkan saat bepergian menggunakan kendaraan umum dengan tempat duduk 90 derajat.
Ketika rasa nyeri pada bahu dan leher, otomatis kita ingin pergi ke tempat pemijatan untuk relaksasi. Atau bahkan jika tak memiliki waktu luang kita memilih untuk memijat leher dan bahu kita sendiri.
Namun bahayakah melakukan hal tersebut? Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini
Terkait hal itu, Spesialis saraf, dr. Zicky Yombana, Sp.S menjelaskan bahwa memijat sendiri boleh, namun perlu diperhatikan dengan teliti. Ada beberapa daerah atau bagian di tubuh yang tidak boleh mendapatkan tekanan berat.
"Tapi ada area di satu badan yang sangat perlu dihindari yaitu sepanjang tulang belakang dari leher sampai tulang ekor. Sebaiknya dihindari untuk ditekan, kalau kanan kiri otot silahkan," kata dia dalam program Hidup Sehat tvOne, Kamis 11 Januari 2024.
Dijelaskan oleh Zicky bahwa jika area tulang belakang mendapatkan tekanan yang berlebihan bisa menyebabkan kefatalan berupa lumpuh.
"Sebaiknya dihindari untuk ditekan, kalau kanan kiri otot silahkan. Kalau otot sial-sialnya paling keseleo. Tapi kalau struktur saraf belakang kenapa-kenapa bisa lumpuh. Tetap dipijat tapi di pinggir-pinggirnya saja," jelas dia.
Kondisi nyeri bahu dan leher itu, secara medis disebut dengan frozen shoulder.
Frozen shoulder terjadi ketika kapsul pelindung menebal karena cedera atau tidak digerakkan dalam waktu lama. Akibatnya, pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
Kondisi ini umumnya muncul dan memburuk secara perlahan, kemudian membaik dengan sendirinya secara bertahap. Namun, waktu yang dibutuhkan untuk sembuh berbeda pada setiap orang.
Sementara itu, dijelaskan oleh Zikcy nyeri bahu juga akan mengalami keparahan ketika malam hari. Hal ini lantaran adanya pembengkakan pada persyarafan.
“Ketika malam hari kita sudah lelah setelah seharian beraktvitas maka semakin membuat sakit. Persyarafan secara fisiologis normalnya mengalami pembengkakan pada malam hingga jelang pagi,” ujarnya.
“Ketika terjadi pembengkakan saraf dan tidak ada gangguan saraf tidak masalah. Tetapi ketika terjadi gangguan saraf, pembengkakan itu akan sebabkan nyeri menjadi lebih bertambah,” kata dia.