Masa Kehamilan Tentukan Masa Depan Anak, Zaidul Akbar Peringatkan Bumil Jangan Banyak Pikiran

Ilustrasi hamil/ibu hamil/USG.
Sumber :
  • Freepik/tirachardz

JAKARTA – Masa kehamilan tidak kalah pentingnya dibandingkan ketika bayi sudah lahir dan sedang dalam masa pertumbuhan. Janin yang masih di dalam kandungan justru membutuhkan lebih banyak asupan-asupan yang baik dan menyehatkan, di mana nantinya itu akan mempengaruhi kondisinya ketika dilahirkan. Seperti diketahui, ada golden period yakni masa di awal kehidupan anak-anak yaitu usia0-5 tahun. Dalam fase itu, pertumbuhan anak akan berkembang pesat dan menentukan kecerdasannya di masa depan.

dr Zaidul Akbar menjelaskan, bayi yang masih di dalam kandungan sebenarnya sudah bisa merasakan apa yang ada di sekitar ibunya. Secara tidak langsung, bayi dapat merekam suara hingga memori tentang apa yang terjadi pada sang ibu termasuk hal yang baik dan buruk. Scroll lebih lanjut ya.

Terutama terkait kondisi emosi sang ibu yang harus dijaga sebaik mungkin, dr. Zaidul Akbar menegaskan bahwa janin bisa merasakan emosi yang sedang dirasakan oleh ibunya dan nanti itu akan berdampak pada masa pertumbuhan.

"Waktu hamil bayi merekam, makanya waktu hamil jangan banyak hal yang nggak penting dipikirin, emosi nggak terjaga. Disarankan banyak diam dan berdzikir, sedekah," terang dr. Zaidul Akbar, mengutip video di kanal YouTubenya, Selasa 2 Januari 2023.

Mengingat semua perasaan baik dan buruk yang dirasakan oleh sang ibu bisa diingat oleh bayinya, dr Zaidul Akbar mengingatkan agar para calon ibu yang sedang mengandung sebaiknya menjaga tutur kata dan selalu berbuat baik pada diri sendiri maupun orang lain.

"Maknya sedih dia tahu, maknya bahagia dia tahu, maknya dicaci dan dihina dia tahu. Makanya misal ibunya dicaci maki oleh siapapun, maka anaknya merekam. Hati-hati dengan kalimat apalagi waktu hamil," tegasnya.

Praktisi Pengobatan sunnah Indonesia, dr Zaidul Akbar

Photo :
  • Instagram: dr.zaidulakbar.resep

Emosi yang dimiliki oleh sang ibu semasa hamil juga bisa diturunkan kepada bayinya. Misalnya ketika sang ibu selalu berprasangka buruk epada orang lain, maka nantinya sang anak pun bisa punya kebiasaan yang sama ketika tumbuh besar. Hal ini berkaitan dengan pengaruh genetika yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya.

Begitu juga dengan penyakit fisik seperti kanker hingga tumor, dalam beberapa kasus anak bayi yang baru lahir sudah mengalami sakit yang kronis hingga nyawanya tak dapat tertolong. dr. Zaidul Akbar mengatakan bahwa ini juga pengaruh dari sang ibu yang mungkin tidak memenuhi asupan gizi dan menjaga kesehatan sang bayi selama masih dalam kandungan.

"Nggak mungkin dia makan aneh-aneh, kok tiba-tiba lahir tumor. Yang jadi masalah adalah yang dimakan secara jiwa dan emosi dari sang ibu waktu anaknya dalam kandungan. Itu yang jauh lebih fatal sehingga anak jadi begitu," jelasnya.